Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menilai tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo melahirkan program besar, seperti konsolidasi data nasional, penataan bantuan sosial, hingga lahirnya program inovatif seperti Sekolah Rakyat. Menurutnya, arah transformasi kesejahteraan sosial mulai menemukan bentuknya.
“Tahun pertama ini kita gunakan untuk meletakkan dasar-dasar, menyusun strategi agar pelaksanaan asta cita Presiden benar-benar bisa dieksekusi secara terukur dan berdampak,” ujar Gus Ipul dalam keterangan tertulis, Jumat (17/10/2025).
Diketahui, langkah pertama yang dilakukan pemerintah adalah membenahi data penerima manfaat melalui Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang kini dikelola Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam program ini, Kemensos berperan memperbarui data secara dinamis bersama pemerintah daerah dan masyarakat.
Hasil perbaikan data itu telah diuji ke lapangan dengan verifikasi terhadap 12 juta KPM. Dalam proses ini, ditemukan lebih dari 1,9 juta penerima tidak layak (inclusion error) yang dibantu oleh aplikasi Cek Bansos dan fitur usul-sanggah yang memungkinkan masyarakat ikut memastikan siapa yang berhak menerima bantuan.
“Sebelumnya setiap kementerian punya data sendiri, akibatnya bantuan sering tumpang tindih. Sekarang, semua pakai data yang sama, kerja kita jadi saling mengisi, bukan berjalan sendiri-sendiri,” jelasnya.
Selain itu, Kemensos juga menyiapkan sistem digitalisasi bansos yang sedang diujicoba di Banyuwangi. Dengan sistem ini, proses seleksi penerima dilakukan otomatis berbasis data kependudukan dan sosial ekonomi yang terhubung dengan berbagai lembaga, termasuk Dukcapil dan lembaga keuangan.
Lebih lanjut, salah satu terobosan utama di bawah arahan Presiden adalah Sekolah Rakyat yang dilengkapi dengan asrama gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Dalam satu tahun program rakyat, telah berdiri 165 titik sekolah perintisan yang menampung hampir 16.000 siswa dan melibatkan lebih dari 5.000 tenaga pendidik serta wali asrama.
“Kita temukan dari data BPS, ada hampir satu juta anak lulus SMP yang tidak melanjutkan pendidikan. Dari sinilah Sekolah Rakyat hadir, untuk mereka yang belum sempat mendapatkan kesempatan,” ujar Gus Ipul.
Gus Ipul mengungkapkan Sekolah Rakyat tak hanya memberi pendidikan formal, tetapi juga memetakan bakat dan potensi siswa melalui tes DNA Talenta bekerja sama dengan Universitas Ary Ginanjar. Setiap siswa diarahkan untuk menempuh jalur sesuai minat untuk kemudian melanjutkan ke perguruan tinggi atau langsung bekerja melalui pelatihan vokasi bersama Kementerian Ketenagakerjaan.
Tak hanya itu, pemerintah juga menyiapkan pembangunan 100 gedung sekolah permanen oleh Kementerian PU pada 2026 dengan target menampung 46.000 siswa di tahun berikutnya.
“Kalau 500 sekolah rakyat berdiri, berarti ada 500 ribu keluarga yang lebih berdaya, yang terlepas dari kemiskinan,” tuturnya.
Bantuan sosial kini diarahkan sebagai tahap awal menuju pemberdayaan ekonomi keluarga setelah kebutuhan dasar terpenuhi melalui PKH, BPNT, dan bantuan lain. Dengan ini, keluarga produktif didorong untuk beralih ke program pemberdayaan.
Hasilnya, lebih dari 77 ribu keluarga telah dinyatakan graduasi dari penerima bantuan dan beralih ke usaha produktif. Target tahun depan, angka itu ditingkatkan menjadi 300-500 ribu keluarga mandiri.
“Presiden menekankan, setelah diberi bansos, apa berikutnya? Maka arahnya harus ke pemberdayaan bantuan modal usaha, pelatihan, literasi keuangan. Itu yang kita jalankan sekarang,” terangnya.
“Tahun pertama ini menentukan. Kita sudah punya model, punya arah, dan punya data. Tinggal memperluas, memperkuat, dan memastikan semuanya berdampak. Transformasi sosial yang dimulai dari data ini Insyaallah akan menjadi warisan besar pemerintahan Presiden,” tutupnya.