5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

Posted on

melancarkan serangan balasan terhadap kapal induk (AS) dan wilayah , setelah serangan Washington merenggut 80 nyawa di Yaman. menolak tawaran gencatan senjata terbaru , yang disusul dengan serangan udara Tel Aviv yang menewaskan 24 orang di .

Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, mengatakan kelompoknya menargetkan dua di kawasan dan menargetkan sebuah lokasi militer di dekat bandara utama Israel, untuk merespons serangan mematikan Washington di .

Sementara itu, kepala negosiator Hamas, Khalil al-Hayya, menolak apa yang disebutnya sebagai “kesepakatan parsial” Israel dan menyerukan “kesepakatan komprehensif” untuk menghentikan perang yang telah berkecamuk selama 18 bulan terakhir.

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca infocom, hari ini, Sabtu (19/4/2025):

– 80 Orang Tewas di Yaman, Houthi Balas Serang Kapal Induk AS-Israel

Kelompok melancarkan serangan balasan terhadap kapal induk (AS), setelah rentetan serangan Washington menewaskan sedikitnya 80 orang di . Houthi mengumumkan kelompoknya menargetkan dua kapal induk AS dan menyerang wilayah Israel sebagai respons.

“Peningkatan kekuatan Amerika dan agresi yang terus berlanjut terhadap negara kita hanya akan menyebabkan lebih banyak serangan balik dan operasi penyerangan, bentrokan, dan konfrontasi,” ucap juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Sabtu (19/4/2025).

Saree menyampaikan pernyataan itu dalam sebuah aksi protes yang digelar Houthi di ibu kota Sanaa pada Jumat (18/4) waktu setempat.

– Hamas Tolak Tawaran Gencatan Senjata, Israel Gempur Gaza Tewaskan 24 Orang

Serangan udara menghantam wilayah Jalur Gaza, termasuk Khan Younis, setelah kelompok mengisyaratkan penolakan terhadap tawaran terbaru dari Tel Aviv. Sedikitnya 24 orang, termasuk 10 orang di satu keluarga yang sama, tewas akibat rentetan gempuran Israel tersebut.

Kepala negosiator Hamas, Khalil al-Hayya, seperti dilansir AFP, Sabtu (19/4/2025), menolak apa yang disebutnya sebagai “kesepakatan parsial” Israel dan menyerukan “kesepakatan komprehensif” untuk menghentikan perang yang telah berkecamuk selama 18 bulan terakhir.

Al-Hayya juga mendesak adanya tekanan internasional untuk mengakhiri blokade total Israel terhadap yang dimulai sejak 2 Maret lalu.

– Bantah Zelensky, China Tegaskan Tak Pernah Pasok Senjata untuk Rusia

Otoritas membantah klaim Presiden soal Beijing memasok persenjataan kepada untuk digunakan dalam perang di Ukraina. Ditegaskan otoritas China bahwa pihaknya tidak pernah memasok senjata mematikan kepada pihak mana pun dalam konflik tersebut.

Bantahan ini, seperti dilansir AFP, Sabtu (19/4/2025), disampaikan Kementerian Luar Negeri China setelah Zelensky mengklaim dirinya mendapatkan “informasi” soal Beijing memasok senjata untuk Moskow.

“Pihak China tidak pernah menyediakan senjata mematikan kepada pihak mana pun dalam konflik tersebut, dan secara ketat mengendalikan barang-barang yang memiliki fungsi ganda,” tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, dalam pernyataannya.

– 80 Orang Tewas Digempur AS di Yaman, Iran-Hamas Mengecam!

mengecam keras serangan udara (AS) yang menewaskan sedikitnya 80 orang di wilayah Yaman, yang sebagian besar dikuasai oleh kelompok Houthi. Kecaman juga disampaikan oleh kelompok yang merupakan sekutu Houthi.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeili Baqaei, seperti dilansir AFP, Sabtu (19/4/2025), menyebut rentetan serangan mematikan AS di wilayah Yaman itu sebagai “serangan biadab”. Gempuran militer Washington itu menghantam area Ras Issa, yang merupakan pelabuhan bahan bakar di Yaman.

“Mengecam keras serangan udara biadab AS terhadap pelabuhan Ras Issa di Yaman,” tegas Baqaei dalam pernyataannya.

– AS Pangkas Pasukan, 1.000 Tentara Akan Ditarik Pulang dari Suriah

(AS) akan memangkas sekitar separuh dari jumlah total pasukan militer yang telah dikerahkan ke wilayah beberapa tahun terakhir. Sedikitnya 1.000 tentara AS akan ditarik pulang dari Suriah dalam beberapa bulan ke depan.

Washington menempatkan pasukannya di Suriah selama bertahun-tahun sebagai bagian upaya internasional melawan kelompok radikal (ISIS), yang bangkit dari kekacauan perang saudara di negara tersebut untuk merebut sebagian besar wilayah di sana dan di negara tetangga Irak lebih dari satu dekade lalu.

ISIS telah menderita kekalahan besar di Suriah dan Irak, namun masih menjadi ancaman hingga kini.