6 WN Prancis Ada di Kapal Madleen yang Dicegat Israel, Macron Minta Pulangkan

Posted on

mengecam Israel mencegat kapal Madleen yang berisi 12 aktivis dan hendak membawa bantuan ke Gaza. Macron menilai tindakan Israel itu memalukan dan skandal.

Macron mendesak pembukaan kembali rute pasokan kemanusiaan ke Gaza. Pemerintah Prancis juga telah mengkonfirmasi terdapat enam warganya di dalam kapal Madleen yang dicegat Israel.

“Macron telah meminta agar keenam warga negara Prancis diizinkan kembali ke Prancis sesegera mungkin,” kata Macron dalam keterangan kantor kepresidenan Prancis dilansir AFP, Selasa (10/6/2025).

Pemerintah Prancis juga meminta Israel untuk memastikan perlindungan para aktivis. Macron menyebut blokade kemanusiaan di Gaza sebagai skandal dan aib.

“Prancis “waspada” dan mendukung semua warga negaranya saat mereka dalam bahaya,” kata Macron.

Tindakan Israel yang mencegat kapal Madleen yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza menuai kecaman dari banyak negara. Demo memprotes sikap Israel itu digelar di sejumlah kota di Prancis.

Demo itu diserukan oleh partai-partai sayap kiri Prancis. Jean-Luc Melenchon, kepala partai France Unbowed (LFI), menyebut penyitaan kapal Gaza oleh militer Israel sebagai “pembajakan”.

Seperti diketahui, kapal bantuan yang menuju Gaza membawa dan 11 aktivis lainnya dicegat pasukan Israel. Pasukan Israel mencegah mereka di perairan laut mencapai wilayah Palestina.

Dilansir AFP, Senin (9/6), kapal Madleen bertujuan untuk mengirimkan bantuan dan menantang blokade laut Israel terhadap Gaza, yang telah berlaku sejak sebelum perang Israel-Hamas.

“Koneksi terputus di ‘Madleen’. Tentara Israel telah menaiki kapal tersebut,” tulis Freedom Flotilla Coalition di Telegram, seraya menambahkan bahwa para penumpang telah “diculik” oleh pasukan Israel. AFP kehilangan kontak dengan para aktivis di atas kapal tersebut.

Mahmud Abu-Odeh, seorang petugas pers yang berbasis di Jerman di Freedom Flotilla Coalition, mengatakan bahwa “para aktivis tampaknya telah ditangkap”. Israel telah berjanji untuk mencegah kapal tersebut mencapai Gaza.

Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan Angkatan Laut telah mengarahkan kapal tersebut untuk mengubah arah saat mendekati “daerah terlarang”. Sekitar satu jam kemudian, disebutkan bahwa kapal itu sedang ditarik ke pantai Israel.

“Para penumpang diharapkan kembali ke negara asal mereka,” tulis kementerian di media sosial.

“Sejumlah kecil bantuan yang ada di kapal pesiar dan tidak dikonsumsi oleh ‘para selebriti’ akan ditransfer ke Gaza melalui saluran kemanusiaan yang sebenarnya,” tambah kementerian tersebut.