Otoritas Yordania Gagalkan Rencana Serangan Kelompok, 16 Anggota Ikhwanul Muslimin Ditangkap

Posted on

Otoritas menggagalkan rencana serangan kelompok terhadap target-target di negara tersebut dengan melibatkan roket dan drone. Yordania juga menangkap 16 anggota Ikhwanul Muslimin, yang dilatih dan didanai di , terkait rencana serangan itu.

Otoritas Yordania, seperti dilansir Reuters, Rabu (16/4/2025), mengatakan bahwa setidaknya satu roket siap untuk diluncurkan sebagai bagian dari operasi yang telah diawasi oleh pasukan keamanan negara itu sejak tahun 2021.

Ikhwanul Muslimin, yang merupakan salah satu gerakan Islam tertua dan paling berpengaruh di dunia Arab, dalam sebuah pernyataan yang dikirimkan ke Reuters membantah adanya keterkaitan dengan dugaan rencana serangan di Yordania itu.

Ditegaskan Ikhwanul Muslimin bahwa kelompoknya selalu mengupayakan jalur politik yang damai, dan bahwa cabang kelompok mereka di Yordania telah beroperasi secara legal selama beberapa dekade.

Sayap politik Ikhwanul Muslimin di Yordania, Front Aksi Islam, menjadi kelompok politik terbesar di parlemen setelah pemilu parlemen pada September lalu, meskipun sebagian besar kursi mereka masih dipegang oleh para pendukung pemerintah.

Pasukan keamanan Yordania, menurut pernyataan Departemen Intelijen Umum, menemukan fasilitas pembuatan roket di samping sebuah pabrik drone.

“Rencana itu bertujuan untuk merusak keamanan nasional, menebar kekacauan, dan menyebabkan kerusakan material di dalam kerajaan,” sebut Departemen Intelijen Umum.

Para tersangka yang ditangkap akan dirujuk ke pengadilan keamanan negara untuk diadili.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Juru bicara pemerintah Yordania, Mohammad al Momani, mengatakan dalam jumpa pers bahwa sejumlah roket yang ditemukan di tempat persembunyian rahasia di pinggiran ibu kota itu diproduksi dengan jangkauan sekitar 3-5 kilometer untuk digunakan terhadap target-target di dalam wilayah Yordania. Sumber keamanan setempat menyebut ada puluhan roket yang ditemukan.

Momani menambahkan bahwa pemerintah akan menyiarkan pengakuan lengkap dari para tersangka, yang beberapa di antaranya mendapatkan pelatihan di Lebanon.

Perdana Menteri (PM) Lebanon Nawaf Salam mengatakan bahwa negaranya siap bekerja sama dengan otoritas Yordania, tak lama setelah para tersangka ditampilkan dalam video yang disiarkan oleh Amman yang menyebut mereka dilatih di Lebanon.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *