Wakil Ketua DPRD DKI Minta Persiapan Matang Sebelum RSUD Menjadi RS Internasional

Posted on

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta F-Gerindra Rani Mauliani meminta Gubernur melakukan persiapan fasilitas dan tenaga medis sebelum mengganti nama RSUD menjadi RS Internasional. Rani tidak ingin nama RS Internasional tetapi pelayanan masih setara Puskesmas.

“Ya setiap pimpinan daerah memang memiliki semangat kerja yang luar biasa dan berbeda-beda, sampai judul-judul ikon Jakarta pun dipikirkan, niatnya pun semua baik, dari rumah sakit ke rumah sehat kan harapannya jelas supaya semua pasien semangat sehat, begitu pun RS International, pasti niat baiknya visioner,” kata Rani kepada wartawan, Minggu (20/4/2025).

Pimpinan DPRD yang menjadi koordinator Komisi E itu menilai butuh persiapan matang untuk mengubah RSUD menjadi RS Internasional. Dia tak ingin nama RS Internasional, tapi tidak berbanding lurus dengan pelayanan.

“Tapi kalau menurut saya yang lebih utama adalah persiapan terlebih dahulu kesiapan RS itu sendiri terutama dalam hal pelayanan, jangan sampai namanya sudah internasional tapi pelayanannya masih level Puskesmas atau klinik pratama, tentu akan menimbulkan masalah baru di kemudian hari,” kata Rani.

Rani mengatakan nama rumah sakit hendaknya harus seusai dengan nama. Dia menekankan soal pelayanan.

“Sayang kalau berat di nama tapi isi pentingnya enggak sesuai level misalnya, pelayanan kan sejajar dengan kepercayaan. Kalau pelayanannya tidak sesuai yang dijanjikan, tentunya kepercayaan masyarakat juga akan tidak ada,” sebut dia.

Lebih lanjut, Rani meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta terus melakukan pembenahan. Hal itu, kata dia, akan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terus membaik.

“Meski tak berganti nama memang sudah seharusnya pihak Dinkes terus berbenah demi meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat Jakarta khususnya,” tutur dia.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung berencana mengganti nama rumah sakit umum daerah (RSUD) menjadi ‘rumah sakit internasional’. Menurutnya, penggunaan nama RSUD dapat menurunkan penilaian terhadap rumah sakit tersebut.

“Dalam rapat saya memutuskan ‘udah nggak boleh lagi pakai kata RSUD’ karena memakai kata RSUD itu mengecilkan diri sendiri,” kata Pramono dalam halalbihalal dengan Muhammadiyah DKI Jakarta di Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu (19/4).

Ia pun mencontohkan pada saat ia mendaftarkan diri untuk mengikuti checkup sebagai syarat mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta di RSUD Tarakan. Menurutnya, RSUD Tarakan memiliki fasilitas dan alat yang saat memadai untuk pasien.

“Contohnya RSUD Tarakan. Ketika saya mengajukan syarat menjadi gubernur, harus checkup di RSUD Tarakan. Fasilitasnya bagus banget, tempatnya bagus banget, begitu namanya menjadi RSUD, maka grade-nya menjadi turun,” ungkapnya.

“Kenapa nggak dinaikkan saja menjadi ‘Rumah Sakit Internasional Tarakan’. Pasti akan beda,” lanjutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *