Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan kesiapan Jatim menjadi motor penggerak industri halal nasional hingga global. Ia menyoroti besarnya peluang ekspor dan kerja sama, termasuk potensi Jatim menjadi pemasok makanan siap saji bagi jemaah haji dan umrah di Arab Saudi.
Ia menegaskan pentingnya memperkuat ekosistem halal Jawa Timur melalui sinergi pelaku industri, akademisi, pemerintah daerah, dan IKM sebagai fondasi pengembangan industri halal.
Menurutnya, industri halal kini bukan sekadar isu sektoral, melainkan engine strategis ekonomi global yang menuntut respons cepat dan tepat.
“Industri halal adalah peluang besar. Jatim harus mampu menjadi motor penggerak ekosistem halal Indonesia dan mengambil peran lebih besar dalam pasar global,” tegasnya dalam keterangan tertulis, Senin (24/11/2025).
Hal ini ia sampaikan saat menghadiri East Java Halal Industry Festival 2025 di Hotel Novotel Samator, Surabaya, Jumat (21/11), dengan tema ‘Penguatan Industri Halal Menuju Jawa Timur sebagai Gerbang Baru Nusantara’.
Khofifah menyoroti peluang kerja sama industri halal yang semakin terbuka, termasuk hasil pertemuannya dengan Menteri Haji dan Umrah RI mengenai potensi Jawa Timur menjadi pemasok makanan ready to eat bagi jemaah haji dan umrah di Arab Saudi.
“Kalau untuk catering, IKM mana yang bisa diajak tumbuh dan diajak berpartisipasi. Maka yang diutamakan nanti RPU dan RPH kita, pastikan karena pihak Saudi juga akan melakukan verifikasi. Ini peluang yang luar biasa yang bisa kita maksimalkan bersama,” ujar Khofifah.
Ia menilai momentum kerja sama ini sangat tepat, mengingat koordinasi antara Menteri Haji dan Umrah (Kemenhaj) dengan Pemprov Jatim baru dilakukan pekan lalu. Ia menyebutkan pada Desember mendatang Kemenhaj kemungkinan akan melakukan kurasi terhadap jenis makanan yang telah diverifikasi, khususnya yang sesuai dengan selera masyarakat.
Lebih lanjut, momentum Halal Industry Festival menjadi titik strategis untuk memperkuat konektivitas industri halal Jatim dengan pasar global, tidak hanya untuk kebutuhan haji tetapi juga umrah, khususnya menjelang Ramadhan.
“Ini baru Jawa Timur, tapi kemungkinan peluang untuk provinsi lain juga besar. Dari provinsi yang belum begitu siap untuk menyediakan catering pada musim haji, maka sama-sama kita koordinasikan untuk bersinergi,” katanya.
Khofifah berharap IKM Jawa Timur dapat dilibatkan dalam jaringan penyediaan, karena menurutnya hal ini menjadi peluang besar untuk membuka ruang konektivitas antara industri halal dan pasar yang luas.
“Maka setiap peluang mari kita maksimalkan, karena di tengah dinamika ekonomi dan fiskal seperti sekarang, tentu inisiasi yang ingin kita bangun harus kita maksimalkan,” tuturnya menambahkan.
Lebih lanjut, Khofifah menyinggung roadmap industri halal Indonesia, di mana sektor modest fashion menempatkan Indonesia pada peringkat pertama dunia, sementara pada halal pharmaceutical and cosmetics masih berada di bawah Malaysia. Ia pun mengajak seluruh elemen industri halal Jawa Timur untuk terus berkompetisi dan memperkuat diri.
“Saya ingin memanggil memori dan perspektif untuk merancang bangun roadmap industri halal yang dibuat Kementerian Perindustrian bagi Jawa Timur,” terangnya.
Khofifah menegaskan agar Indonesia tidak mau tertinggal dari negara lain, bahkan jika perlu justru mampu melampaui mereka. Dengan jumlah penduduk yang besar, ia meyakini hal ini menjadi peluang strategis untuk memperkuat posisi industri halal.
Menurutnya, industri halal adalah isu ekonomi global, bukan isu agama mayoritas. Ia mencontohkan, Thailand yang menargetkan diri sebagai dapur halal dunia, serta Korea Selatan yang memposisikan diri sebagai destinasi wisata halal utama.
“Data ini sebetulnya menunjukkan bahwa tidak ada kaitan antara produk halal dan agama mayoritas yang dianut oleh warga bangsanya. Katakan Thailand punya target menguasai dapur halal dunia, kekuatan sumber income yang tidak ada kaitan dengan agama mayoritas di negaranya,” ungkapnya.
Khofifah menekankan banyak negara di dunia memiliki target unggulan dalam program andalan masing-masing. Karena itu, menurutnya tugas Indonesia adalah menjelaskan bahwa aspek ekonomi dalam industri halal tidak berkaitan dengan agama mayoritas yang dianut suatu bangsa.
Di akhir, kepada peraih penghargaan, Khofifah berpesan untuk menguatkan industri halal termasuk IKM supaya bisa menjadi bagian dari kekuatan ekosistem, ekonomi dan industri halal penguatan di Jatim dan Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah menyerahkan apresiasi Pemerintah Kabupaten atau Kota dengan program Halal Terbaik, Sertifikat Halal, Penyelia Halal dan Industri dengan Ekosistem Halal terbaik yang diraih Kota Madiun, Kabupaten Sampang dan Kota Malang.
Ia juga melepas ekspor produk halal yang ditandai dengan pemecahan kendi, dengan total tiga truk diberangkatkan membawa pola snack sebanyak 39 ton senilai Rp 3,3 miliar menuju Singapura.
Kemudian, ekspor dilakukan berupa tapioca fiber sebanyak 25 ton senilai Rp1,056 miliar dengan tujuan Amerika Serikat, serta no brand butter cookies kemasan 400 gram sebanyak 21,6 ton senilai Rp 1,327 miliar ke Korea Selatan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Iwan, menyampaikan East Java Halal Industry Festival 2025 menjadi bagian dari upaya memperkuat posisi Jawa Timur sebagai Gerbang Baru Nusantara sekaligus motor penggerak ekonomi halal Indonesia, dengan dukungan strategi pengembangan infrastruktur industri halal.
“Ini juga didukung dengan adanya sarana prasarana atau infrastruktur pendukung, di antaranya 12 Lembaga Pemeriksa Halal (LPH), 81 Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H) dengan 17.775 pendamping PPH yang siap mendampingi IKM untuk memproses sertifikat halal,” pungkasnya.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.







