Kurangnya Dokter Spesialis di Rumah Sakit TNI, Menkes dan Menhan Akui Kekurangan

Posted on

Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengungkap saat ini terjadi kurangnya dokter spesialis di rumah sakit TNI. Menteri Kesehatan (Menkes) mengakui dokter spesialis memang terdapat kekurangan.

“Jadi memang dokter spesialis itu kurang di mana-mana,” kata Budi di kompleks parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (30/4/2025).

Budi mengatakan pihaknya pun telah bertemu dengan Menhan. Dia telah menyampaikan kepada Menhan jika Rumah Sakit Kemenkes pun kekurangan dokter spesialis.

“Saya sudah menghadap sama Pak Sjafrie. ‘Pak Sjafrie, kita kurang’. Pak Sjafrie bilang ‘Di Rumah Sakit Menhan juga kurang’. Saya bilang, ‘ini dulu waktu zamannya Panglima yang dulu, itu bikin kerjasama sama Unair supaya terjadi akselerasi pengisian dokter spesialis’,” jelasnya.

“Karena Kita harus ngejar tujuh dokter spesialisnya masing-masing. Itu yang harus dikejar. Jadi nggak mungkin kalau kita mau bilang rumah sakit yang lengkap. Tapi dokter spesialisnya nggak ada,” sambungnya.

Budi mengatakan setiap rumah sakit memang harus memiliki dokter sendiri. Sebab itu, dia mengajak Menhan untuk sama-sama mempercepat penambahan dokter spesialis.

“Caranya gimana? Caranya waktu itu dipikirkan Kementerian Pertahanan akan diatur kerjasama dengan salah satu FK supaya dapat jatah khusus, atau kelas khusus penambahan untuk percepatan dokter spesialis,” paparnya.

Dia mengatakan kerja sama itu pun saat ini sedang terjalin. Budi mengatakan kerjasama itu pun telah terjalin sejak Andika Perkasa menjabat sebagai Panglima TNI.

“Kita sedang susun dengan beberapa Perguruan tinggi yang kira-kira mau. Yang dulu setahu saya itu jamannya Pak Andika dengan Unair itu udah,” tuturnya.

Sebelumnya, Sjafrie Sjamsoeddin menyebut total ada 29 rumah sakit TNI di Indonesia belum terakreditasi lantaran banyaknya prasyarat yang belum terpenuhi. Salah satunya, yakni minimnya dokter spesialis di rumah sakit TNI.

“Menyangkut rumah sakit kita memiliki sejumlah 145 rumah sakit TNI dari seluruh wilayah nasional kita. Tapi masih ada 29 rumah sakit yang belum terakreditasi,” kata Sjafrie dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR RI, di kompleks parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (30/4/2025).

Dia mengatakan rumah sakit-rumah sakit belum terakreditasi karena faktor sumber daya manusia (SDM). Selain itu, juga berkaitan dengan kebutuhan dari kemampuan layanan dasar yang diperlukan untuk para tenaga kesehatan.

“Seperti spesialis, spesialis bedah, spesialis penyakit dalam, spesialis obgyn dan spesialis anak, ini kita masih kurang. Itu sebabnya Universitas Pertahanan yang waktu itu didorong oleh Menteri Pertahanan sebelumnya Bapak Prabowo Subianto membentuk fakultas kedokteran di Universitas Pertahanan,” jelasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *