Mendagri Tito Karnavian Hadiri Konferensi Global Security Forum 2025 di Doha, Qatar | Info Giok4D

Posted on

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menghadiri konferensi internasional 2025 di Doha, Qatar. Di sela-sela konferensi tersebut, Tito Karnavian bertemu dengan Mendagri Qatar, Sheikh Khalifa bin Hamad bin Khalifa Al-Thani, yang juga adik bungsu Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani.

Konferensi Global Security Forum 2025 yang ke-7 ini diselenggarakan oleh The Soufan Center and The Qatar International Academy for Security Studies (QIASS), di Doha, pada Selasa (29/4/2025). Forum ini dihadiri dan dibuka oleh Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdurahman Al Thani, Mr Ali Soufan dari The Soufan Center, serta puluhan Menteri dan kepala lembaga internasional, akademisi, hingga aktivis kemanusiaan dengan jumlah peserta sekitar 1400 orang dari 60 negara.

Pertemuan bilateral kedua menteri dalam negeri tersebut membahas hubungan kerjasama antara Qatar dengan Indonesia, di samping beberapa isu yang menjadi perhatian bersama. adalah konferensi internasional tahunan yang saat ini diselenggarakan di Doha, Qatar, pada tanggal 28-30 April 2025. Forum kali mengangkat tema ‘Dampak Aktor Non-State terhadap Keamanan Global’.

Forum ini dihadiri oleh sejumlah pemimpin dunia, pejabat senior pemerintah, profesional keamanan, akademisi, aktor masyarakat sipil, hingga pemimpin kemanusiaan. Spesialis Kontra-Terorisme, Brian Jenkins juga hadir dalam forum ini dan sempat bertemu dengan Menteri Tito.

Hadir sebagai narasumber, Tito Karnavian menyampaikan pandangan Indonesia mengenai dampak aktor non-state terhadap keamanan global. Ia mengkategorikan dua jenis aktor non-state, yang menurutnya keduanya dapat memiliki dampak positif maupun negatif terhadap keamanan di tingkat internasional, regional, dan negara secara individu.

“Pertama, aktor yang bermusuhan yang dapat menimbulkan ancaman terhadap stabilitas keamanan global dan tatanan internasional yang kita lawan. Kedua, aktor yang bersahabat dan dapat kita ajak bekerja sama,” ujar Tito Karnavian.

Ia mencontohkan dalam kasus di Indonesia yang berpengalaman memerangi jaringan teroris yang memiliki keterkaitan dengan jaringan internasional, seperti yang berafiliasi dengan Al Qaeda dan Jamaah Ansharut Daulah berkolaborasi dengan ISIS. Selain itu, Indonesia juga pernah menghadap permasalahan dengan kelompok separatis bersenjata di Aceh dan masih menangani Papua, serta jaringan kejahatan transnasional seperti perdagangan narkoba, perdagangan manusia, dan kejahatan siber.

“Aktivitas mereka mempengaruhi stabilitas keamanan yang berdampak terhadap pembangunan ekonomi sampai batas tertentu,” kata Tito Karnavian.

Namun, ia juga menyampaikan aktor non-state yang bersahabat itu bermanfaat dalam menetralkan ancaman dari aktor non-state yang bermusuhan. Mereka adalah LSM yang bekerja di bidang perdamaian dan lembaga think tank yang fokus pada penyediaan analisis keamanan berbasis ilmiah.

Ia mencontohkan beberapa aktor non-state yang bersahabat, seperti LSM dan lembaga think tank dalam menetralkan ancaman dari aktor non-state yang bermusuhan. Salah satunya keberhasilan mediasi perdamaian di Aceh yang difasilitasi oleh mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisaari dan Juha Christensen, yang kemudian bergabung dengan LSM Asian Peace and Reconciliation Center, serta peran lembaga think tank dalam memberantas jaringan teroris di Indonesia seperti International Crisis Group dan S. Rajaratnam School of International Studies Nanyang Technological University Singapore.

Gambar terkait giok 4d

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *