Presiden Prancis miris melihat kondisi di Gaza. Ia mengatakan situasi di Gaza adalah “paling kritis yang pernah kita lihat”.
“Tidak pernah, tidak pernah ada orang yang kehilangan perawatan medis, tidak dapat mengeluarkan yang terluka, tidak mendapatkan makanan, obat-obatan, dan air selama ini,” kata Macron dalam konferensi pers bersama dengan Kanselir baru Jerman Friedrich Merz, dilansir dari AFP, Rabu (7/5/2025).
Ia menyebut “pemindahan paksa” penduduk Gaza yang saat ini tengah direncanakan Israel “tidak dapat diterima”.
Sebelumnya pada hari Senin (5/5) lalu, Israel mengumumkan perluasan operasi militer, yang menurut seorang pejabat Israel akan memerlukan “penaklukan” wilayah Palestina.
Pada hari Selasa (6/5), Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengatakan ini berarti bahwa Jalur Gaza akan “dihancurkan seluruhnya”.
Beberapa negara dan pemimpin dunia telah mengutuk rencana tersebut.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa rencana Israel untuk memperluas serangan di Jalur Gaza merupakan “momen yang sangat berbahaya” bagi warga sipil di sana.
“Apa yang kita lihat hanyalah lebih banyak kehancuran, lebih banyak kebencian, lebih banyak dehumanisasi,” kata Volker Turk, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, saat berkunjung ke Kopenhagen, Denmark untuk menghadiri pertemuan PBB.