Presiden Ukraina Desak Trump Kunjungi Negaranya untuk Mengerti Kehancuran

Posted on

mendesak Presiden Amerika Serikat untuk mengunjungi negaranya guna lebih memahami kehancuran yang disebabkan oleh .

“Tolong, sebelum mengambil keputusan apa pun, dalam bentuk apa pun, datanglah untuk melihat orang-orang, warga sipil, prajurit, rumah sakit, gereja, anak-anak yang hancur atau tewas,” katanya dalam wawancara “60 Minutes” di CBS yang disiarkan hari Minggu (13/4) waktu setempat.

Dengan kunjungan ke Ukraina, Trump “akan memahami apa yang (pemimpin Rusia Vladimir) Putin lakukan,” cetus Zelensky, dilansir kantor berita AFP, Senin (14/4/2025).

“Anda akan memahami dengan siapa Anda memiliki kesepakatan,” tambah Zelensky.

Hal ini disampaikan Zelensky menyusul adu mulut di Gedung Putih pada akhir Februari lalu antara presiden Ukraina tersebut, Trump, dan Wakil Presiden AS JD Vance, yang terjadi di depan pers.

Vance saat itu menuduh Ukraina menjamu para pemimpin asing dalam “tur propaganda” untuk mendapatkan dukungan.

Zelensky mengulangi bantahannya atas tuduhan itu, dan mengatakan kepada CBS bahwa jika Trump memilih untuk mengunjungi Ukraina, “kami tidak akan menyiapkan apa pun. Itu tidak akan menjadi sandiwara.”

“Anda dapat pergi ke mana pun yang Anda inginkan, di kota mana pun yang (telah) diserang,” tuturnya.

Trump telah mendorong agar perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun itu segera berakhir. Pemerintah AS mengadakan pembicaraan langsung dengan Rusia, meskipun Rusia terus-menerus menyerang Ukraina.

Washington juga telah mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Ukraina mengenai kemungkinan gencatan senjata, sementara negara-negara Eropa sedang membahas pengerahan militer untuk memperkuat gencatan senjata .

Pemerintah Ukraina sebelumnya telah menyetujui gencatan senjata tanpa syarat yang diusulkan AS, tetapi Moskow menolaknya.

“Putin tidak dapat dipercaya. Saya telah mengatakan itu kepada Presiden Trump berkali-kali. Jadi, ketika Anda bertanya mengapa gencatan senjata tidak berhasil — inilah alasannya,” kata Zelensky.

“Putin tidak pernah menginginkan berakhirnya perang. Putin tidak pernah menginginkan kami untuk merdeka. Putin ingin menghancurkan kami sepenuhnya — kedaulatan dan rakyat kami.” cetusnya.

Sementara negosiasi terus berlanjut untuk mengakhiri perang, Zelensky mengatakan bahwa perdamaian yang adil adalah “tidak kehilangan kedaulatan atau kemerdekaan kami.” Zelensky pun berjanji untuk merebut kembali wilayah mana pun yang saat ini dikuasai Rusia.

“Kami, apa pun yang terjadi, akan mengambil kembali apa yang menjadi milik kami karena kami tidak pernah kehilangannya — Rusia telah mengambilnya dari kami,” tandas Zelensky.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *