Pemerintah Peru Perpanjang Keadaan Darurat Selama 30 Hari Akibat Gelombang Pembunuhan

Posted on

Pemerintah memperpanjang di negara itu selama 30 hari karena gelombang pembunuhan yang terkait dengan geng-geng pemerasan.

Negara tersebut telah berada dalam keadaan darurat sejak pertengahan Maret, dengan tentara dikerahkan untuk membantu polisi menindak tegas geng-geng tersebut.

Pengumuman keadaan darurat pada awal bulan Maret muncul setelah penyanyi Paul Flores ditembak mati oleh pembunuh bayaran yang mencoba memeras uang darinya dan anggota bandnya.

Dilansir kantor berita AFP, Senin (14/4/2025), perpanjangan keadaan darurat yang diumumkan pada hari Minggu (13/4) waktu setempat ini, akan berlaku mulai 17 April. Ini akan mempengaruhi kota metropolitan Lima dan pelabuhan Callao di dekatnya.

Selama periode tersebut, para pengendara motor dilarang membonceng penumpang, demikian menurut pemberitahuan yang dikeluarkan oleh pemerintah Peru.

Meskipun pemerasan merupakan masalah di seluruh Amerika Latin, pemerasan telah mencapai proporsi yang mengkhawatirkan di Peru. Fenomena ini sebagian disalahkan pada geng-geng kriminal seperti Tren de Aragua di Venezuela yang beroperasi di beberapa negara Amerika Latin.

Sejak Januari lalu, lebih dari 450 pembunuhan telah dilaporkan, menurut data pemerintah.

Berdasarkan status keadaan darurat, pemerintah dapat menangguhkan kebebasan sipil seperti hak untuk berkumpul, dan penggeledahan rumah dapat dilakukan.

“Kami tidak akan membiarkan satu kematian lagi,” kata Presiden Dina Boluarte bulan lalu setelah pembunuhan Flores.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *