Ahmad Luthfi Sebut Kebijakan Trump Bawa Dampak Positif ke Ekonomi Jateng

Posted on

Bahkan, banyak negara yang menggantungkan ekspor sejumlah komoditas dari Jawa Tengah. Buktinya, Amerika Serikat tercatat menjadi pasar utama ekspor Jawa Tengah dengan kontribusi sebesar 47,9 persen dari total ekspor, disusul Uni Eropa (11,2%), Jepang (8,1%), ASEAN (6,4%), dan Tiongkok (4,2%).

Nilai ekspor Jateng sepanjang Januari-Agustus 2025 mencapai US$ 7,95 miliar, naik 10 persen dibanding tahun lalu, dengan surplus perdagangan mencapai US$ 2,19 miliar.

Produk unggulan seperti sarang burung walet, kulit kambing, ikan, udang, rajungan, dan olahan kayu menjadi primadona di pasar Amerika dan Uni Eropa.

Ia juga menyoroti pengembangan kawasan industri seperti KITB Batang, Kawasan Industri Kendal, dan sejumlah kawasan lainnya yang mampu menciptakan pusat-pusat ekonomi baru.

“Kami juga mendorong konektivitas antarwilayah seperti Soloraya, Semarang Raya, Pati Raya, hingga Banyumas Raya untuk pemerataan ekonomi,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Senin (20/10/2025). Hal ini dia ungkapkan dalam seminar bertema ‘Tantangan dan Peluang Ekspor Pasca Kebijakan Trump’ di Semarang.

Oleh karena itu, Luthfi optimistits wilayahnya masih tetap menjadi magnet investasi dan ekspor dunia, meskipun di tengah ketidakpastian global.

Ia menyebut, meski dunia menghadapi pandemi, perang, dan dinamika geopolitik, Jawa Tengah justru mampu menjaga stabilitas ekonomi dan sosial.

“Selama ini tidak ada konflik komunal atau gangguan keamanan di Jawa Tengah. Iklim masyarakat kita adem, ayem, dan nyaman. Investasi di sini aman,” kata Luthfi.

Luthfi menekankan pemerintah provinsi terus memperkuat iklim investasi, salah satunya dengan mempermudah proses perizinan. Hal itu berlaku baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Ia juga menyebut tenaga kerja di Jawa Tengah sangat kompetitif.

(akd/ega)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *