Anggota DPR RI daerah pemilihan (Dapil) Sulawesi Selatan I Ashabul Kahfi mendesak komika meminta maaf buntut menyinggung adat Toraja, Rambu Solo. Dia meminta Pandji menyampaikan klarifikasi secara terbuka.
“Saya meminta Saudara Pandji menyampaikan klarifikasi terbuka dan permohonan maaf kepada masyarakat Toraja, serta berdialog langsung dengan PMTI, tokoh adat, dan pemerintah daerah,” kata Ashabul Kahfi kepada wartawan, Senin (3/11/2025).
Ashabul Kahfi mengatakan klarifikasi tetap dibutuhkan meskipun video yang viral di media sosial merupakan tayangan lama. Menurutnya, hal itu dilakukan supaya tak membuat publik salah paham.
“Jika pun materi itu rekaman lama yang baru viral, dampaknya terjadi hari ini, karena itu klarifikasi tetap diperlukan agar tidak memperpanjang salah paham,” ungkapnya.
Dia mengatakan setiap konten candaan yang dihadirkan mesti ada tanggung jawab. Politikus PAN ini memahami jika Pengurus Pusat Perhimpunan Masyarakat Tojara Indonesia (PMTI) bereaksi keras terhadap Pandji.
“Dalam kasus ini, video yang menyinggung adat Toraja (Rambu Solo) jelas memicu kegelisahan publik. PMTI di Makassar juga sudah menyampaikan keberatan keras karena ada generalisasi seperti ‘jatuh miskin karena pesta adat’ dan gambaran jenazah di ruang tamu yang tidak akurat. Saya memahami dan menghormati sikap keberatan tersebut,” ungkapnya.
Anggota Komisi IX DPR RI ini mengatakan isu kemiskinan tak bisa direduksi menjadi ‘soal pesta adat’. Ia menyebut pernyataan stigma terhadap suatu budaya berisiko melukai hati masyarakat di daerah tersebut.
“Ada aspek struktural, akses pekerjaan layak, perlindungan sosial, literasi keuangan, dan kesehatan masyarakat, yang harus kita jawab dengan kebijakan dan edukasi, bukan dengan stigma terhadap budaya yang memiliki nilai gotong royong dan penghormatan kepada leluhur. Narasi yang menyederhanakan masalah justru berisiko melukai dan memecah belah,” ungkapnya.
Dia meminta publik untuk tenang dan menahan diri terhadap ujaran kebencian. Ashabul Kahfi berharap momen ini dijadikan bahan edukasi antarbudaya untuk saling menghormati.
“Saya mengajak publik tetap tenang, menahan diri dari perundungan dan ujaran kebencian. Beri ruang untuk klarifikasi, dan mari jadikan momentum ini sebagai edukasi antarbudaya. Toraja adalah kebanggaan Sulawesi Selatan dan Indonesia,” katanya.
PMTI Kecam Pandji
Adapun dalam video yang beredar, Pandji melontarkan materi stand up comedy yang menyebut banyak warga Toraja jatuh miskin karena memaksakan diri menggelar pesta kematian. Masih dalam materi stand up comedy yang sama, Pandji juga menggambarkan jenazah keluarga yang belum dimakamkan dibiarkan terbaring di ruang tamu, tepat di depan televisi.
“Di Toraja, kalau ada keluarga yang meninggal makaminnya pakai pesta yang mahal banget. Bahkan banyak orang Toraja yang jatuh miskin habis bikin pesta untuk pemakaman keluarganya,” ujar Pandji dalam video tersebut.
“Dan banyak yang gak punya duit untuk makamin, akhirnya jenazahnya dibiarin aja gitu. Ini praktik umum. Jenazahnya ditaruh aja di ruang TV di ruang tamu gitu. Kalau untuk keluarganya sih biasa aja ya, tapi kalau ada yang bertamu kan bingung ya. Nonton apa pun di TV berasa horor,” lanjut Pandji disambut tawa penonton.
Ketua Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) Makassar Amson Padolo menyayangkan materi komedi Pandji. Menurutnya, hal adat di Indonesia tak pantas jadi bahan candaan.
“Kami sangat menyayangkan seorang tokoh publik berpendidikan seperti Pandji menjadikan adat Toraja sebagai bahan lelucon,” kata Amson seperti dikutip infoSulsel, Senin (3/11/2025).
Amson mengatakan ada dua hal dalam materi stand up comedy Pandji yang melukai hati masyarakat Toraja. Salah satunya menilai masyarakat Toraja jatuh miskin karena pesta adat.
“Ada dua hal yang membuat kami terluka. Pertama, pernyataannya bahwa banyak warga Toraja jatuh miskin karena pesta adat. Kedua, anggapan bahwa jenazah disimpan di ruang tamu atau depan TV. Itu tidak benar dan sangat menyinggung,” tegasnya.
