(AS) mengungkapkan bahwa , di bawah kepemimpinan yang baru, akan membantu Washington dalam mengkonfrontasi , terutama , dan kelompok , yang dulu menjadi sekutu dekat negara tersebut.
Hal tersebut, seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (13/11/2025), diungkapkan oleh utusan AS untuk Suriah, Tom Barrack, dalam pernyataan terbaru via media sosial X. Dia memuji membaiknya hubungan antara AS dan Suriah telah mengubah “keterasingan” menjadi “keterlibatan”.
Barrack, dalam postingan panjang di media sosial, membahas kunjungan bersejarah Presiden Suriah ke Gedung Putih pada 10 November lalu. Kunjungan itu merupakan yang pertama kali dilakukan seorang pemimpin Suriah sejak negara itu meraih kemerdekaannya pada tahun 1946 silam.
“Pekan ini menandai titik balik yang menentukan dalam sejarah modern Timur Tengah — dan dalam transformasi luar biasa Suriah, dari isolasi menjadi kemitraan,” sebut Barrack dalam pernyataannya.
Barrack yang menjabat Duta Besar AS untuk Turki ini, juga ditugaskan oleh Presiden untuk menangani masalah Suriah selama beberapa bulan terakhir. Dalam postingannya, dia menyebut pembicaraan antara Trump dan Al-Sharaa semakin memperkuat hubungan kedua negara yang membaik.
“Presiden Donald J Trump dan Presiden al-Sharaa menegaskan kembali keyakinan bersama: Bahwa waktunya telah tiba untuk menggantikan keterasingan dengan keterlibatan, dan untuk memberi Suriah — dan rakyatnya — kesempatan yang nyata untuk pembaruan,” ujarnya.
Pasukan oposisi bersenjata yang dipimpin Al-Sharaa berhasil menggulingkan penguasa lama Suriah, Bashar al-Assad, pada akhir tahun lalu. Assad dijauhi oleh Barat, tetapi menjalin hubungan strategis sejak lama dengan musuh-musuh Barat, terutama Iran dan kelompok Hizbullah yang bermarkas di Lebanon.
“Damaskus sekarang akan secara aktif membantu kami dalam mengkonfrontasi dan membongkar sisa-sisa ISIS, IRGC (Garda Revolusi Iran), Hamas, Hizbullah, dan jaringan teroris lainnya, dan akan berdiri sebagai mitra yang berkomitmen dalam upaya global untuk mengamankan perdamaian,” ungkap Barrack.
Dia memuji komitmen Suriah untuk bergabung dengan koalisi global melawan ISIS yang dipimpin AS.
Hal ini, sebut Barrack, “berdiri sebagai kerangka kerja bersejarah yang menandai transisi Suriah dari sumber terorisme menjadi mitra kontraterorisme — sebuah komitmen untuk membangun kembali, bekerja sama, dan berkontribusi pada stabilitas seluruh kawasan”.
Sementara itu, saat berbicara kepada media terkemuka AS The Washington Post pekan lalu, seperti dikutip Iran International, Al-Sharaa mengatakan bahwa Suriah telah mengusir pasukan Iran dan Hizbullah dari wilayahnya, dan siap untuk fase baru dengan AS setelah puluhan tahun ketegangan.
Dia memuji komitmen Suriah untuk bergabung dengan koalisi global melawan ISIS yang dipimpin AS.
Hal ini, sebut Barrack, “berdiri sebagai kerangka kerja bersejarah yang menandai transisi Suriah dari sumber terorisme menjadi mitra kontraterorisme — sebuah komitmen untuk membangun kembali, bekerja sama, dan berkontribusi pada stabilitas seluruh kawasan”.
Sementara itu, saat berbicara kepada media terkemuka AS The Washington Post pekan lalu, seperti dikutip Iran International, Al-Sharaa mengatakan bahwa Suriah telah mengusir pasukan Iran dan Hizbullah dari wilayahnya, dan siap untuk fase baru dengan AS setelah puluhan tahun ketegangan.
