Sebanyak 49 orang tewas akibat di wilayah timur (Afsel). Sebagian besar wilayah Provinsi Eastern Cape mengalami kondisi cuaca musim dingin yang brutal sejak pekan lalu.
“Sampai saat ini, statistik telah meningkat menjadi 49 kematian”, kata pemimpin Eastern Cape, Lubabalo Oscar Mabuyane, mengutip data kepolisian, dilansir AFP, Rabu (11/6/2025).
Dia menambahkan, korban tewas itu termasuk empat anak di dalam bus minibus sekolah yang membawa 13 orang yang tersapu banjir di dekat kota Mthatha.
“Sayangnya, empat dari pelajar tersebut dipastikan meninggal dunia, bersama dengan pengemudi dan kondektur taksi minibus,” katanya.
Dia menambahkan, empat pelajar masih hilang dan masih dicari. Selain itu, tiga lainnya ditemukan hidup.
Mabuyane tidak memberikan rincian korban lain dari badai musim dingin yang parah dan mengatakan situasinya terus berkembang.
“Operasi pencarian dan pemulihan terus berlanjut di semua wilayah yang terkena dampak,” katanya.
Hujan deras selama beberapa hari terakhir, yang juga menyebabkan tanah longsor, telah memaksa ratusan keluarga meninggalkan rumah mereka. Dia mengatakan terjadi kerusakan signifikan pada infrastruktur penting.
Pada hari Selasa (10/6), tiga anak diselamatkan setelah menghabiskan waktu berjam-jam di pohon untuk menghindari banjir.
Beberapa ratus orang telah mengungsi sejak Senin (9/6), terutama dari Distrik OR Tambo dan Amathole, dengan beberapa dipindahkan ke sekolah dan balai kota.
Mabuyane mengatakan kepada penyiar publik SABC News sebelumnya bahwa hanya satu helikopter yang tersedia di provinsi tersebut.
“Kita butuh lebih banyak sumber daya. Kita belum pernah mengalami bencana seperti ini, tetapi sekarang bencana ini tidak dapat dihindari karena perubahan iklim dan pemanasan global,” katanya.
Presiden Afsel, , mengatakan kondisi musim dingin yang keras “tetap mengancam jiwa” dan menambahkan bahwa layanan darurat, termasuk dukungan dari Pusat Manajemen Bencana Nasional, “memberikan perhatian yang diperlukan terhadap krisis yang terjadi”.
Ia meminta warga Afrika Selatan untuk waspada, kepedulian, dan kerja sama saat dampak terburuk dari cuaca musim dingin mulai terasa.
Layanan cuaca nasional Afrika Selatan telah memperingatkan bahwa kondisi cuaca musim dingin yang parah dan ekstrem akan terus berlangsung setidaknya hingga pertengahan minggu ini.
Salju dan hujan lebat biasa terjadi selama musim dingin di Afrika Selatan, tetapi negara tersebut juga sangat rentan terhadap dampak variabilitas dan perubahan iklim, yang meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan kekeringan, banjir, dan kebakaran hutan, menurut Green Climate Fund.