Perang antara dengan Ukraina belum menunjukkan tanda akan berakhir. Terbaru, Presiden Rusia Vladimir Putin disebut ingin Ukraina menyerah agar perang berakhir.
Diketahui, Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022. Sejak saat itu, Rusia telah mengusai seperlima wilayah Ukraina seperti Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia. Rusia juga menyertakan warga di wilayah itu dalam Pemilu mereka hingga memicu kemarahan Ukraina.
Perang terus berlanjut di tengah upaya berbagai pihak, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump serta para pemimpin negara-negara Eropa, untuk mendamaikan Rusia dan Ukraina. Namun, jual beri serangan terus meningkat.
Dilansir AFP, Rusia meluncurkan serangan drone itu pada Sabtu (28/6/2025) malam hingga Minggu (29/6/2025) kemarin. Militer Ukraina menyebut Rusia meluncurkan 477 drone dan 60 rudal dari berbagai jenis.
Ukraina mengaku mencegat 475 drone dan 39 rudal itu. Ukraina menyebut ada tujuh orang yang terluka akibat serangan Rusia.
“Serangan itu menyebabkan ‘enam dampak’,” kata angkatan udara Ukraina, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Korban luka itu tersebar di wilayah Cherkasy bagian tengah dan wilayah Ivano-Frankivsk bagian barat. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menilai serangan Rusia tersebut menunjukkan Putin ingin melanjutkan perang di tengah desakan dunia untuk mengakhiri perang.
“Ukraina harus memperkuat pertahanan udaranya, yang merupakan cara terbaik untuk melindungi nyawa,” kata Zelensky, sembari mengulang kesediaannya untuk membeli sistem antirudal Patriot buatan AS.
Selain korban sipil, seorang pilot pesawat tempur Ukraina tewas setelah jet F-16 miliknya rusak ‘tanpa sempat melontarkan diri’. Zelensky mengatakan pilot tersebut sedang berusaha menembak jatuh proyektil Rusia sebelum tewas.
Pihak berwenang Ukraina juga menyebut serangan drone Rusia menewaskan seorang pria berusia 60 tahun setelah menghantam mobilnya di wilayah barat laut Kharkiv. Sementara itu, tentara Rusia mengatakan telah mencegat tiga pesawat nirawak Ukraina pada Sabtu hingga Minggu malam.
Zelensky telah menandatangani perjanjian dengan Dewan Eropa untuk membentuk pengadilan khusus. Pengadilan itu akan mengadili pejabat tinggi atas invasi Rusia ke Ukraina.
“Kita perlu hubungan yang kuat dengan dia (Trump). Kita membutuhkan persatuan antara Eropa dan Amerika Serikat dan kita akan menang,” kata Zelensky.
Zelensky mengatakan pengadilan khusus tersebut akan mengadili kejahatan dalam invasi skala penuh yang dilancarkan Rusia sejak Februari 2022. Zelensky mengatakan pengadilan itu bisa mengadili tokoh-tokoh senior Rusia termasuk Putin.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
“Kita perlu menunjukkan dengan jelas bahwa agresi berujung pada hukuman dan kita harus mewujudkannya bersama-sama, seluruh Eropa,” kata Zelensky setelah menandatangani perjanjian dengan sekretaris jenderal Dewan Eropa Alain Berset.
“Diperlukan keberanian politik dan hukum yang kuat untuk memastikan setiap penjahat perang Rusia diadili, termasuk Putin,” kata Zelensky
Terbaru, Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Johann Wadephul mengatakan Putin ingin Ukraina menyerah agar perang itu berakhir. Hal itu disampaikannya saat diplomat top Jerman itu berkunjung ke Kyiv, Ukraina, pada Senin (30/6/2025).
“Putin tidak menyerah pada tuntutan maksimalisnya, ia tidak menginginkan negosiasi, ia menginginkan kapitulasi,” kata Wadephul saat ia tiba di Kyiv dalam kunjungan mendadak seperti dilansir AFP, Senin (30/6/2025).
Dia mengatakan Jerman mendukung kemerdekaan Ukraina. Menurutnya, mendukung perdamaian Ukraina merupakan kebijakan utama luar negeri Jerman.
“Kebebasan dan kemerdekaan Ukraina adalah tugas terpenting dari kebijakan luar negeri dan keamanan kami,” ujar Wadephul.
Dia menuding Rusia sedang bertaruh pada melemahnya dukungan Jerman dan menginginkan penaklukan serta penyerahan diri dari Ukraina.
“Bahkan dengan mengorbankan ratusan ribu nyawa tambahan,” ujarnya.
Tonton juga “Putin Mau Bantu Rakyat Iran, Sebut Agresi Israel Tak Mendasar” di sini:
Putin Disebut Ingin Ukraina Menyerah
Zelensky telah menandatangani perjanjian dengan Dewan Eropa untuk membentuk pengadilan khusus. Pengadilan itu akan mengadili pejabat tinggi atas invasi Rusia ke Ukraina.
“Kita perlu hubungan yang kuat dengan dia (Trump). Kita membutuhkan persatuan antara Eropa dan Amerika Serikat dan kita akan menang,” kata Zelensky.
Zelensky mengatakan pengadilan khusus tersebut akan mengadili kejahatan dalam invasi skala penuh yang dilancarkan Rusia sejak Februari 2022. Zelensky mengatakan pengadilan itu bisa mengadili tokoh-tokoh senior Rusia termasuk Putin.
“Kita perlu menunjukkan dengan jelas bahwa agresi berujung pada hukuman dan kita harus mewujudkannya bersama-sama, seluruh Eropa,” kata Zelensky setelah menandatangani perjanjian dengan sekretaris jenderal Dewan Eropa Alain Berset.
“Diperlukan keberanian politik dan hukum yang kuat untuk memastikan setiap penjahat perang Rusia diadili, termasuk Putin,” kata Zelensky
Terbaru, Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Johann Wadephul mengatakan Putin ingin Ukraina menyerah agar perang itu berakhir. Hal itu disampaikannya saat diplomat top Jerman itu berkunjung ke Kyiv, Ukraina, pada Senin (30/6/2025).
“Putin tidak menyerah pada tuntutan maksimalisnya, ia tidak menginginkan negosiasi, ia menginginkan kapitulasi,” kata Wadephul saat ia tiba di Kyiv dalam kunjungan mendadak seperti dilansir AFP, Senin (30/6/2025).
Dia mengatakan Jerman mendukung kemerdekaan Ukraina. Menurutnya, mendukung perdamaian Ukraina merupakan kebijakan utama luar negeri Jerman.
“Kebebasan dan kemerdekaan Ukraina adalah tugas terpenting dari kebijakan luar negeri dan keamanan kami,” ujar Wadephul.
Dia menuding Rusia sedang bertaruh pada melemahnya dukungan Jerman dan menginginkan penaklukan serta penyerahan diri dari Ukraina.
“Bahkan dengan mengorbankan ratusan ribu nyawa tambahan,” ujarnya.
Tonton juga “Putin Mau Bantu Rakyat Iran, Sebut Agresi Israel Tak Mendasar” di sini: