Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika () Riau memprediksi puncak musim kemarau terjadi pada Juni-Juli 2025. Namun, cuaca kemarau tahun ini diprediksi lebih pendek dibanding tahun lalu.
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG SSK II Pekanbaru, Irwansyah Nasution, mengatakan saat ini memasuki transisi dari musim hujan ke kemarau. Musim kemarau diprediksi terjadi mulai terjadi pada pertengahan Mei 2025.
“Kemarau mungkin masuk Mei akhir, di atas tanggal 15 masuk kemarau, ini lagi transisi dari hujan ke kemarau,” kata Irwansyah Nasution seusai menjadi pembicara di Jambore Karhutla 2025 di Tahura Sultan Syarif Hasyim, Minas Jaya, Kabupaten Siak, Sabtu (26/4/2025).
Irwansyah mengatakan puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada Juni 2025. Akan tetapi, musim kemarau tahun ini diprediksi lebih pendek dibanding tahun lalu.
“Juni-Juli puncaknya, tapi kemungkinan tahun ini tidak terlalu lama. Sekitar 3 bulanan,” imbuhnya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi durasi musim kemarau tahun ini yang lebih pendek. Salah satunya adanya perubahan siklon.
“Ada beberapa faktor, dari beberapa kutub ini tapi lebih jelasnya salah satunya pengaruh perubahan iklim. Salah satunya ada beberapa siklon tumbuh, siklon itu mengakibatkan dari hujan jadi nggak hujan, dari hujan jadi nggak hujan,” jelasnya.
Sementara itu, BMKG Riau memantau saat ini sudah ada titik hotspot di wilayah Riau. Tiga titik hotspot itu yakni 2 di Kota Dumai dan 1 di Kabupaten Pelalawan.
“Di Riau ini masih rendah, dibandingkan Sumatera Selatan. Di Riau sudah ada beberapa tapi belum besar, ada tiga titik hotspot di Pelalawan 1, di Dumai 2, nggak terlalu besar,” pungkasnya.