Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut menjadi yang pertama di Indonesia yang menjalin kolaborasi dengan BPS dalam melakukan identifikasi RW kumuh. Hal ini dilakukan pemprov DKI Jakarta dalam memperkuat kebijakan berbasis data.
Pernyataan itu disampaikan Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti saat acara peluncuran Portal Satu Data Jakarta di Gedung AA Maramis, Kementerian Keuangan RI, Jakarta Pusat, Selasa (11/11/2025).
“Kerja sama antara BPS DKI Jakarta dengan Provinsi DKI Jakarta untuk mengidentifikasi RW kumuh. Saya pikir ini satu inisiatif yang sangat baik yang memang inisiatif ini murni diinisiasi oleh Provinsi DKI Jakarta bersama-sama dengan BPS Provinsi DKI Jakarta. Ini tidak ada, belum ada di provinsi lain,” kata Amalia.
Selain itu, Amalia menegaskan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) DKI Jakarta tahun 2025 kembali menjadi yang tertinggi secara nasional dengan nilai 85,05, masuk dalam kategori sangat tinggi. Angka ini naik 0,90 poin dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan IPM ini didorong oleh naiknya usia harapan hidup, harapan lama sekolah, dan rata-rata lama sekolah warga DKI Jakarta.
“Hanya tiga provinsi di Indonesia yang memiliki IPM dengan kategori sangat tinggi, yaitu DKI Jakarta, Kepulauan Riau, dan Daerah Istimewa Yogyakarta,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyatakan bahwa peluncuran Portal Satu Data Jakarta merupakan hal penting untuk memastikan seluruh kebijakan di Jakarta berbasis data yang akurat, terbuka, dan berdampak langsung bagi masyarakat.
Pramono mengungkit Dana Bagi Hasil (DBH) Jakarta sempat mengalami pemotongan sebesar Rp 15 triliun. Meski begitu, menurutnya, kinerja pembangunan Ibu Kota tetap kuat berkat pemanfaatan data yang tepat dan prioritas anggaran yang jelas.
“Kartu Jakarta Pintar, jumlahnya adalah 707.920 siswa. Enggak boleh dikurangi sepeser pun, angkanya Rp 1,6 triliun. Yang kedua adalah untuk KJMU, Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul, kurang lebih angkanya Rp 380 miliar,” tuturnya.
“Dan yang ketiga adalah TPP untuk ASN karena ASN ini kalau nanti dipotong, pasti semua wajahnya murung, membuat Pak Gubernur nggak semangat,” imbuhnya.







