Dampak Pernikahan Usia Dini pada Potensi Stunting Anak

Posted on

Menteri Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional , menyampaikan pernikahan usia dini mempunyai potensi besar penyebab pada anak. Berdasarkan keterangan dokter, Wihaji mengatakan 90% lebih berpotensi menimbulkan stunting.

Hal itu disampaikan Wihaji saat acara infoSore on Location di Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025). Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) ini menyebut, potensi stunting tetap ada dari pernikahan usia dini meski sudah diberi asupan gizi.

“Yang sangat berpengaruh salah satunya adalah pernikahan dini. Kenapa? Karena kita kasih asupan gizi setiap hari, kata dokter tapi ada pernikahan dini dipastikan 99,9% stunting menurut dokter,” kata Wihaji.

Wihaji memaparkan alasan pernikahan usia dini jadi pemicu . Sebab sel telur kandungan yang dibuahi saat usia dini kematangannya berkurang.

“Kenapa? Mohon maaf kandungan itunya kematangan selnya, kematangan sel telurnya dan sebagainya ada istilahnya saya nggak tahu saya bukan dokter. Tapi kira-kira kematangannya berkurang sehingga rata-rata kalau melakukan pernikahan dini misalnya umur 15 tahun sudah nikah, 16 tahun sudah nikah, potensi stuntingnya lebih tinggi dibanding yang lain kira-kira 90%-an lah,” ujarnya.

Wihaji merekomendasikan pernikahan dilakukan pada usia yang sudah siap secara mental maupun usia. Dia menyebut perempuan minimal usia 21 tahun dan laki-laki 25 tahun.

“Karena kesiapan kandungannya, kesiapan lain-lainnya belum matang. Maka rekomendasi kita kalau perempuan minimal 21 (tahun) kalau laki-laki minimal 25 (tahun) jadi masih aman,” imbuhnya.

Seperti diketahui, pemerintah terus berupaya menurunkan angka stunting yang saat ini masih tinggi. Angka stunting saat ini berada di angka 21,5%.

Berbagai upaya pun telah dilakukan pemerintah. Mulai dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), edukasi gizi di Posyandu, hingga mendorong peran seorang ayah melalui Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI).

infoSore on Location dipersembahkan oleh infocom berkolaborasi dengan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN dan juga Monday Replay, serta didukung oleh PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo.