Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Markas Besar (Mabes) Polri terus memperkuat kewaspadaan dini terhadap intoleransi, radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme di kalangan pelajar. Tim Pencegahan Satgaswil Aceh menggelar sosialisasi kepada seratus siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 1 Aceh Besar, hari ini.
“Kita memberikan sosialisasi tentang bagaimana melakukan pencegahan paham intoleransi, radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme (IRET). Saat ini anak-anak menjadi sasaran utama kelompok teror dalam perekrutan mereka, apalagi dari sejak sekolah,” kata anggota Tim Pencegahan Satgaswil Aceh Densus 88, Alfais Fajar Muhammad dalam keterangan tertulis, Jumat (21/11/2025).
Dia mencontohkan kasus peledakan di SMA 72 Jakarta sebagai bukti penyebaran paham radikal yang masif melalui platform digital. Karena itu, pengenalan mendalam IRET yang langsung menyentuh pelajar penting dilakukan sebagai langkah preventif.
“Materi yang dibawakan (yakni) bagaimana cara mencegah paham itu, modus-modus perekrutannya dan apa saja sarana dan sasaran pelaku teror. Materi diberikan untuk membentengi siswa-siswi ini,” ujar Alfais.
Menurutnya, Sekolah Rakyat dipilih sebagai lokasi kegiatan karena merupakan bagian dari program prioritas nasional yang dinilai efektif dan selaras dengan agenda pencegahan IRET yang dijalankan Mabes Polri.
“Kita memilih Sekolah Rakyat karena sekolah ini (program) dari pusat dan kami rasa lebih efektif. Memang kita tidak hanya ke Sekolah Rakyat, tapi juga ke sekolah-sekolah yang ada di Aceh,” jelas Alfais.
Alfais berharap para siswa dan guru dapat menyebarkan pesan pencegahan ini kepada keluarga dan lingkungan sekitar.
“Kita tidak tahu mungkin di sekitar kita atau di keluarga sudah ada yang terpapar paham intoleransi atau radikalisme. Biarkan mereka (para siswa) ini jadi agen kita untuk menyampaikan sosialisasi pencegahan paham IRET ini,” ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa keberhasilan pencegahan juga membutuhkan partisipasi luas masyarakat.
“Densus 88 tidak bisa bekerja sendiri, harus melibatkan seluruh unsur,” kata Alfais.
Sementara itu, salah satu siswi SRMA 1 Aceh Besar, April (15) mengaku mendapatkan banyak hal baru dari materi sosialisasi tersebut.
“Tadi diberikan pengetahuan tentang terorisme dan radikalisme serta akibat fatal yang ditimbulkan, itu perbuatan yang salah. (Setelah) masuk Sekolah Rakyat saya baru dapat sosialisasi itu,” tutupnya.
Simak juga Video Densus 88 Sebut Tersangka Perekrut Anak ‘Pemain Lama’ Jaringan ISIS







