Di Balik Gencatan Senjata Terbaru Pakistan dan Afghanistan

Posted on

Militer dan pasukan Taliban Afghanistan terlibat bentrokan bersenjata sejak dua pekan terakhir. Tensi hubungan kedua kubu itu naik turun hingga saat ini sepakat melakukan gencatan senjata kembali.

Dirangkum infocom, Minggu (19/10/2025), bentrokan Pakistan dan Taliban berawal saat pasukan Taliban melancarkan serangan bersenjata terhadap Pakistan di sepanjang perbatasan bersama mereka pada Kamis (9/10). Taliban menuduh Pakistan melakukan serangan udara di wilayahnya.

Dilansir AFP, Minggu (12/10), dua ledakan terdengar di ibu kota Afghanistan, Kabul, dan satu lagi di tenggara negara itu pada Kamis (9/10). Keesokan harinya, Kementerian Pertahanan yang dipimpin Taliban menyalahkan Pakistan atas serangan tersebut dan menuduh negara tetangganya melanggar kedaulatannya.

“Sebagai balasan atas serangan udara yang dilakukan oleh tentara Pakistan di Kabul, pasukan Taliban terlibat dalam bentrokan hebat melawan pasukan keamanan Pakistan di berbagai wilayah di sepanjang perbatasan,” kata militer Afghanistan dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Taliban, Enayat Khowarazm, mengatakan operasi yang ‘berhasil’ telah berakhir pada tengah malam. Namun dia memperingatkan serangan akan terjadi lagi jika Taliban menganggap ada pelanggaran lain.

“Jika pihak lawan kembali melanggar wilayah Afghanistan, angkatan bersenjata kami siap untuk mempertahankan wilayah mereka dan akan merespons dengan tegas,” ujarnya.

Bentrokan berdarah terus terjadi di perbatasan Afghanistan dan Pakistan setelah serangan pada Kamis (9/10). Otoritas Afghanistan melaporkan sedikitnya 15 warga sipil tewas dalam bentrokan terbaru itu, dengan puluhan orang lainnya mengalami luka-luka.

Juru bicara departemen informasi lokal Afghanistan, Ali Mohammad Haqmal, seperti dilansir AFP, Rabu (15/10), mengatakan bahwa bentrokan terbaru itu pecah pada Rabu (15/10) dini hari, di distrik Spin Boldak, Afghanistan bagian selatan.

Haqmal menyebut sedikitnya 15 warga sipil tewas dalam bentrokan tersebut.

Jumlah korban tewas itu dikonfirmasi oleh seorang pejabat rumah sakit distrik Spin Boldak, Abdul Jan Barak, yang berbicara kepada AFP. Disebutkan juga oleh Barak bahwa lebih dari 80 wanita dan anak-anak menjadi korban luka-luka dalam bentrokan tersebut.

Dalam pernyataan terpisah, juru bicara pemerintah Taliban yang berkuasa di Afghanistan, Zabihullah Mujahid, menuduh pasukan militer Pakistan “sekali lagi” telah melancarkan serangan-serangan “dengan senjata ringan dan berat” di distrik Spin Boldak.

Mujahid menyebut sedikitnya 12 warga sipil tewas dan 100 orang lainnya luka-luka. Pernyataan Mujahid tersebut tidak menyebutkan adanya korban jiwa di kalangan pasukan keamanan Afghanistan.

Ketegangan kedua kubu itu sempat meredam pada Rabu (15/10) usai adanya bentrokan terbaru di perbatasan. Paksitan dan Taliban sepakat gencatan senjata selama 48 jam ke depan.

“Pemerintah Pakistan dan rezim Taliban Afghanistan–atas permintaan Taliban telah memutuskan untuk menerapkan gencatan senjata sementara mulai pukul 18.00 hari ini selama 48 jam ke depan,” kata Kementerian Luar Negeri Pakistan dilansir AFP, Rabu (15/10).

Taliban juga telah membenarkan adanya kesepakatan gencatan senjata 48 jam ini. Pemerintah Taliban di Afghanistan memerintahkan tentara untuk menghormati gencatan senjata 48 jam yang diumumkan di Pakistan dan mulai berlaku pada Rabu malam setelah serangkaian ledakan dan bentrokan mematikan di perbatasan.

“Gencatan senjata telah ditetapkan antara kedua negara setelah pukul 17.30 malam ini. Emirat Islam juga memerintahkan seluruh pasukannya untuk menghormati gencatan senjata ini,” ujar juru bicara pemerintah Taliban, Zabihullah Mujahid, di media sosial X.

Masa gencatan senjata 48 jam itu tidak benar-benar mendinginkan ketegangan Pakistan dan Taliban. Pakistan melancarkan serangan udara ke Afghanistan. Akibat serangan itu, 10 orang dilaporkan tewas.

“Dalam serangan udara di distrik Urgun, 10 warga sipil tewas dan 12 lainnya luka-luka,” kata seorang pejabat Afghanistan di rumah sakit Provinsi Paktika, dilansir dari AFP, Sabtu (18/10).

Pada Jumat (17/10), seorang pejabat senior Taliban menuduh Pakistan melanggar gencatan senjata 48 jam yang telah membawa ketenangan selama dua hari di perbatasan. Ia memperingatkan Taliban akan “melakukan pembalasan”.

Pakistan dan Afghanistan sepakat untuk segera melakukan gencatan senjata dalam perundingan di Doha, . Kedua negara juga sepakat membentuk mekanisme untuk mengonsolidasikan perdamaian dan stabilitas abadi antara kedua pihak.

“Kedua pihak sepakat untuk gencatan senjata segera dan pembentukan mekanisme untuk mengonsolidasikan perdamaian dan stabilitas abadi antara kedua negara,” ujar Kementerian Luar Negeri Qatar, setelah perundingan damai di Doha, dilansir AFP, Minggu (19/10).

Afghanistan dan Pakistan juga sepakat untuk mengadakan pertemuan lanjutan dalam beberapa hari mendatang guna memastikan gencatan senjata.

Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif, mengonfirmasi kesepakatan gencatan senjata tersebut. Asif mengatakan kedua pihak akan bertemu kembali di Istanbul pada 25 Oktober.

“Terorisme di tanah Pakistan yang dilakukan dari Afghanistan akan segera dihentikan. Kedua negara tetangga akan saling menghormati kedaulatan,” tulis Asif di media sosial.

Juru bicara Afghanistan, Zabihullah Mujahid, juga mengonfirmasi penandatanganan kesepakatan.

“Telah diputuskan bahwa kedua negara tidak akan melakukan tindakan permusuhan apa pun terhadap satu sama lain,” tulisnya di X pada hari Minggu.

“Tidak ada negara yang akan melakukan tindakan permusuhan apa pun terhadap satu sama lain, dan mereka juga tidak akan mendukung kelompok-kelompok yang melakukan serangan terhadap Pemerintah Pakistan.”

Para menteri pertahanan mengunggah foto di X sambil berjabat tangan setelah penandatanganan.

15 Warga Sipil Tewas

Sepakat Gencatan Senjata 48 Jam

Panas Lagi Usai Gencatan Senjata Selesai

Perundingan di Doha, Taliban-Pakistan Sepakat Gencatan Senjata Lagi

Ketegangan kedua kubu itu sempat meredam pada Rabu (15/10) usai adanya bentrokan terbaru di perbatasan. Paksitan dan Taliban sepakat gencatan senjata selama 48 jam ke depan.

“Pemerintah Pakistan dan rezim Taliban Afghanistan–atas permintaan Taliban telah memutuskan untuk menerapkan gencatan senjata sementara mulai pukul 18.00 hari ini selama 48 jam ke depan,” kata Kementerian Luar Negeri Pakistan dilansir AFP, Rabu (15/10).

Taliban juga telah membenarkan adanya kesepakatan gencatan senjata 48 jam ini. Pemerintah Taliban di Afghanistan memerintahkan tentara untuk menghormati gencatan senjata 48 jam yang diumumkan di Pakistan dan mulai berlaku pada Rabu malam setelah serangkaian ledakan dan bentrokan mematikan di perbatasan.

“Gencatan senjata telah ditetapkan antara kedua negara setelah pukul 17.30 malam ini. Emirat Islam juga memerintahkan seluruh pasukannya untuk menghormati gencatan senjata ini,” ujar juru bicara pemerintah Taliban, Zabihullah Mujahid, di media sosial X.

Sepakat Gencatan Senjata 48 Jam

Masa gencatan senjata 48 jam itu tidak benar-benar mendinginkan ketegangan Pakistan dan Taliban. Pakistan melancarkan serangan udara ke Afghanistan. Akibat serangan itu, 10 orang dilaporkan tewas.

“Dalam serangan udara di distrik Urgun, 10 warga sipil tewas dan 12 lainnya luka-luka,” kata seorang pejabat Afghanistan di rumah sakit Provinsi Paktika, dilansir dari AFP, Sabtu (18/10).

Pada Jumat (17/10), seorang pejabat senior Taliban menuduh Pakistan melanggar gencatan senjata 48 jam yang telah membawa ketenangan selama dua hari di perbatasan. Ia memperingatkan Taliban akan “melakukan pembalasan”.

Pakistan dan Afghanistan sepakat untuk segera melakukan gencatan senjata dalam perundingan di Doha, . Kedua negara juga sepakat membentuk mekanisme untuk mengonsolidasikan perdamaian dan stabilitas abadi antara kedua pihak.

“Kedua pihak sepakat untuk gencatan senjata segera dan pembentukan mekanisme untuk mengonsolidasikan perdamaian dan stabilitas abadi antara kedua negara,” ujar Kementerian Luar Negeri Qatar, setelah perundingan damai di Doha, dilansir AFP, Minggu (19/10).

Afghanistan dan Pakistan juga sepakat untuk mengadakan pertemuan lanjutan dalam beberapa hari mendatang guna memastikan gencatan senjata.

Panas Lagi Usai Gencatan Senjata Selesai

Perundingan di Doha, Taliban-Pakistan Sepakat Gencatan Senjata Lagi

Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif, mengonfirmasi kesepakatan gencatan senjata tersebut. Asif mengatakan kedua pihak akan bertemu kembali di Istanbul pada 25 Oktober.

“Terorisme di tanah Pakistan yang dilakukan dari Afghanistan akan segera dihentikan. Kedua negara tetangga akan saling menghormati kedaulatan,” tulis Asif di media sosial.

Juru bicara Afghanistan, Zabihullah Mujahid, juga mengonfirmasi penandatanganan kesepakatan.

“Telah diputuskan bahwa kedua negara tidak akan melakukan tindakan permusuhan apa pun terhadap satu sama lain,” tulisnya di X pada hari Minggu.

“Tidak ada negara yang akan melakukan tindakan permusuhan apa pun terhadap satu sama lain, dan mereka juga tidak akan mendukung kelompok-kelompok yang melakukan serangan terhadap Pemerintah Pakistan.”

Para menteri pertahanan mengunggah foto di X sambil berjabat tangan setelah penandatanganan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *