Dunia Hari Ini: Negara Gagal Atasi Perubahan Iklim Berisiko Langgar Hukum

Posted on

Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, rangkuman sejumlah informasi pilihan dari berbagai negara dalam 24 jam terakhir.

Berita dari Belanda akan menjadi pembuka edisi Kamis, 24 Juli 2025.

Pengadilan tertinggi dunia, atau International Court of Justice (ICJ), sudah menyatakan bahwa negara-negara memiliki kewajiban hukum untuk mengatasi perubahan iklim, dan jika gagal melakukannya maka bisa dianggap melanggar hukum.

Keputusan ini menjadi titik balik bagi perundingan soal iklim, yang kini lebih berpihak pada negara-negara kecil yang rentan terhadap dampak perubahan iklim.

ICJ menyatakan perubahan iklim merupakan “ancaman mendesak dan eksistensial” bagi umat manusia dan negara-negara memiliki “kewajiban untuk bekerja sama” dalam mengatasinya.

Kini terbuka jalan bagi negara-negara yang paling terdampak perubahan iklim untuk mengajukan gugatan hukum terhadap negara-negara pencemar utama, termasuk Vanuatu yang mungkin mengajukan gugatan hukum terhadap negara-negara pencemar besar, termasuk Australia.

“Menurut nasihat yang dikeluarkan ICJ hari ini, Australia melakukan tindakan melawan hukum internasional karena mensponsori, mensubsidi, produksi bahan bakar fosil, dan emisi yang berlebihan,” ujar Ralph Regenvanu, utusan khusus Vanuatu untuk perubahan iklim, kepada ABC.

Musab al Dibes usianya masih 14 tahun, tetapi terlihat seperti anak kecil dan bukan remaja, karena berat badannya turun dari 40 kilogram menjadi 10 kilogram.

Musab adalah salah satu dari banyak anak-anak, dan beberapa orang dewasa, yang terbaring di bangsal Rumah Sakit Al-Shifa Kota Gaza, dengan tubuh yang kurus kering karena kekurangan makanan.

“Kesehatannya memburuk akibat kekurangan gizi karena Jalur Gaza menderita kelaparan parah dan kekurangan segalanya, obat-obatan, bahkan suplemen nutrisi,” kata ibunya, Shahenaj al Dibes.

Kelompok-kelompok penyalur bantuan mengatakan ratusan truk penuh yang hendak membawa makanan kini berada di luar perbatasan Gaza, dilarang masuk oleh pasukan Israel.

Awal pekan lalu, Maherin Chowdhury, seorang guru bahasa Inggris berusia 46 tahun, bolak-balik ke ruang kelas yang terbakar untuk menyelamatkan murid-muridnya, saat sebuah pesawat F-7 BGI milik Angkatan Udara Bangladesh jatuh ke sekolah.

Saudara lelakinya menceritakan, Chowdury tak menghiraukan api yang melalap bajunya yang menyebabkan ia meninggal dunia setelah menderita luka bakar yang hampir total.

Ia meninggalkan seorang suami dan dua putra remaja.

“Ketika suaminya meneleponnya, memohon agar ia meninggalkan tempat kejadian dan memikirkan anak-anaknya, ia menolak, dengan mengatakan, ‘Mereka juga anak-anak saya. Mereka terbakar. Bagaimana saya bisa meninggalkan mereka?'” kata suaminya.

Setidaknya 29 orang, sebagian besar anak-anak, tewas dalam insiden itu, sementara pihak militer mengatakan pesawat tersebut mengalami kerusakan mesin.

Salvador Plasencia, satu dari lima orang yang didakwa terkait kematian aktor serial Friends pada Oktober 2023, didakwa dengan empat tuduhan distribusi ketamin secara ilegal dengan ancaman 40 tahun hukuman penjara.

Salvador mengaku menyuntikkan ketamin kepada Matthew di rumah sang aktor dan di tempat parkir Santa Monica beberapa minggu sebelum kematiannya, dan menurutnya tindakan tersebut bukan untuk tujuan medis yang legal.

Salvador yang mengoperasikan klinik perawatan darurat, memperoleh ketamin dari dokter lain, Mark Chavez dari San Diego.

Menurut dokumen pengadilan, Salvador mengirim pesan singkat kepada Mark dengan menulis: “Saya penasaran berapa banyak uang yang akan dibayar oleh orang bodoh ini.”