Dunia sedang menanti respons yang akan diberikan oleh Iran terhadap serangan yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas-fasilitas nuklir utama Teheran.
Dengan kerusakan yang terlihat dari luar angkasa setelah bom penghancur bunker AS seberat 30.000 pon menghantam gunung di atas fasilitas nuklir Fordow miliknya, seperti dilansir Al Arabiya, Senin (23/6/2025), Iran bersumpah akan mempertahankan diri dengan segala cara.
Teheran kembali menembakkan rentetan rudal ke Israel yang melukai banyak orang dan meratakan bangunan di Tel Aviv.
Departemen Luar Negeri AS memerintahkan para anggota keluarga dari staf diplomatik yang ada di Lebanon untuk segera meninggalkan negara itu, dan mengimbau warganya yang ada di lokasi lainnya di kawasan Timur Tengah untuk membatasi perjalanan dan tidak menonjolkan diri.
Imbauan dari Departemen Keamanan Dalam Negeri AS memperingatkan soal “situasi ancaman yang meningkat di Amerika Serikat”. Penegakan hukum di kota-kota besar AS meningkatkan patroli dan mengerahkan sumber daya tambahan ke situs-situs keagamaan, budaya dan diplomatik.
Iran sejauh ini belum menindaklanjuti ancamannya untuk membalas AS, baik dengan menyerang pangkalan AS atau berusaha memutus pasokan minyak global melalui penutupan Selat Hormuz.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran , saat berbicara dalam kunjungan ke Istanbul, mengatakan bahwa negaranya akan mempertimbangkan semua kemungkinan respons. Dia menegaskan Teheran tidak akan kembali ke diplomasi hingga mereka membalas.
“AS telah menunjukkan bahwa mereka tidak menghormati hukum internasional. Mereka hanya mengerti bahasa ancaman dan kekerasan,” sebutnya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
, selaku penasihat Pemimpin Tertinggi Iran, , mengatakan via media sosial X bahwa inisiatif tersebut “sekarang berada di pihak yang bermain cerdas, menghindari serangan membabi-buta”.
“Kejutan akan terus berlanjut,” ucap Shamkhani memperingatkan.
Sementara itu, Presiden menyebut serangan AS sebagai “keberhasilan militer yang spektakuler” dan mengklaim bahwa fasilitas pengayaan nuklir utama Iran telah “dihancurkan sepenuhnya”.
Trump sendiri menyerukan agar Iran tidak membalas dendam, dengan mengatakan bahwa pemerintah “harus berdamai sekarang”. “Jika tidak, serangan di masa mendatang akan jauh lebih besar dan lebih mudah,” tegasnya.
Terlepas dari apa pun nanti yang menjadi respons Iran, para pakar keamanan memperingatkan bahwa Teheran yang melemah juga bisa menemukan cara-cara tidak konvensional untuk membalas, seperti pengeboman atau serangan siber.