Lebih dari satu juta orang telah dievakuasi dan setidaknya satu orang tewas akibat badai yang memicu banjir di . Badai itu merupakan efek dari semakin mendekatnya topan super Fung-wong.
Dilansir AFP, Minggu (9/11/2025), topan super tersebut diperkirakan akan menghantam Provinsi Aurora antara pukul 20.00 dan 23.00 nanti. Dengan radius yang mencakup hampir seluruh Filipina, Fung-wong diperkirakan akan membawa angin dan hujan lebat ke sebagian besar wilayah negara kepulauan tersebut, yang pekan lalu baru saja dihantam Topan Kalmaegi yang menewaskan lebih dari 220 orang.
Kini, salah satu provinsi yang dilanda badai di Filipina telah mencatat kematian pertama yang diketahui akibat topan Fung-wong. Tim penyelamat Juniel Tagarino di Kota Catbalogan mengatakan jenazah seorang perempuan berusia 64 tahun yang berusaha mengungsi telah ditarik dari bawah puing-puing dan pohon tumbang.
“Tadi malam, anginnya sangat kencang dan hujannya deras. Menurut keluarganya, dia mungkin lupa sesuatu dan kembali ke dalam rumah,” kata Tagarino, seraya menambahkan bahwa kerabatnya hanya berjarak 50 meter ketika mereka menyadari dia hilang.
Hujan ringan juga telah terjadi di Aurora, tempat mata badai diperkirakan akan mendarat. mengatakan warga setempat takut karena topan itu akan terjadi malam hari.
“Yang benar-benar kami takutkan adalah pendaratan diperkirakan terjadi pada malam hari. Tidak seperti topan-topan sebelumnya, kita tidak akan dapat melihat dengan jelas pergerakan angin dan apa yang terjadi di sekitar kita,” kata warga bernama Aries Ora (34).
Sekolah dan kantor pemerintah telah diperintahkan untuk ditutup pada Senin di seluruh pulau utama Luzon, termasuk ibu kota Manila, tempat hampir 300 penerbangan telah dibatalkan. Minggu pagi, Catanduanes, sebuah pulau kecil yang menurut badan meteorologi negara bagian dapat terkena ‘hantaman langsung’ sudah diterjang angin dan hujan dengan gelombang badai yang menghantam jalan-jalan dan banjir yang naik di beberapa daerah.
“Saat kita berbicara, mereka merasakan dampak topan, terutama di Catanduanes, karena pusat badai berada paling dekat di sana,” kata wakil administrator pertahanan sipil Rafaelito Alejandro dalam sebuah jumpa pers.
Video yang diverifikasi oleh AFP menunjukkan sebuah gereja di kota itu terendam banjir yang mencapai setengah jalan masuknya. Banjir juga dilaporkan di wilayah Bicol, Luzon selatan, menurut Alejandro, yang kemudian mengonfirmasi evakuasi preemptif hampir 1,2 juta orang telah dilakukan di seluruh negeri.
Topan Fung-wong diperkirakan akan membawa setidaknya 200 milimeter hujan ke banyak wilayah di negara itu. Para ilmuwan memperingatkan badai menjadi lebih kuat karena perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.
Lautan yang lebih hangat memungkinkan topan menguat dengan cepat dan atmosfer yang lebih hangat menahan lebih banyak kelembapan, yang berarti curah hujan yang lebih deras. Pada Sabtu kemarin, warga Catanduanes telah bersiap menghadapi banjir bandang dengan penduduk mengikat rumah mereka dengan tali dan memasang pemberat di atap mereka.
“Mereka memutuskan untuk mengikuti tradisi kami mengikat atap dengan tali besar dan menambatkannya di tanah, agar tidak tertiup angin,” kata petugas penyelamat provinsi Roberto Monterola kepada AFP.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Lihat juga Video ‘Korban Tewas Akibat Topan Kalmaegi di Filipina Jadi 40 Orang’:
“Saat kita berbicara, mereka merasakan dampak topan, terutama di Catanduanes, karena pusat badai berada paling dekat di sana,” kata wakil administrator pertahanan sipil Rafaelito Alejandro dalam sebuah jumpa pers.
Video yang diverifikasi oleh AFP menunjukkan sebuah gereja di kota itu terendam banjir yang mencapai setengah jalan masuknya. Banjir juga dilaporkan di wilayah Bicol, Luzon selatan, menurut Alejandro, yang kemudian mengonfirmasi evakuasi preemptif hampir 1,2 juta orang telah dilakukan di seluruh negeri.
Topan Fung-wong diperkirakan akan membawa setidaknya 200 milimeter hujan ke banyak wilayah di negara itu. Para ilmuwan memperingatkan badai menjadi lebih kuat karena perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.
Lautan yang lebih hangat memungkinkan topan menguat dengan cepat dan atmosfer yang lebih hangat menahan lebih banyak kelembapan, yang berarti curah hujan yang lebih deras. Pada Sabtu kemarin, warga Catanduanes telah bersiap menghadapi banjir bandang dengan penduduk mengikat rumah mereka dengan tali dan memasang pemberat di atap mereka.
“Mereka memutuskan untuk mengikuti tradisi kami mengikat atap dengan tali besar dan menambatkannya di tanah, agar tidak tertiup angin,” kata petugas penyelamat provinsi Roberto Monterola kepada AFP.
Lihat juga Video ‘Korban Tewas Akibat Topan Kalmaegi di Filipina Jadi 40 Orang’:
