Gedung Putih Bantah Afsel soal Pejabat AS Akan Hadir ke KTT G20

Posted on

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan tegas membantah pengumuman Afrika Selatan (Afsel) bahwa AS akan mengakhiri boikot akhir pekan ini di Johannesburg. Gedung Putih mengatakan tidak ada pejabat AS yang akan berpartisipasi dalam perundingan tersebut.

Dilansir AFP, Jumat (21/11/2015), Presiden Afsel Cyril Ramaphosa sebelumnya menggambarkan perubahan sikap pemerintahan Trump di saat-saat terakhir, yang tanpa henti menyerang Afrika Selatan atas perlakuan terhadap petani minoritas kulit putih oleh pemerintah pasca-apartheid.

Gedung Putih mengatakan duta besar AS akan hadir tetapi hanya untuk upacara serah terima jabatan karena Amerika Serikat tahun depan akan menjadi tuan rumah KTT klub kekuatan ekonomi global tersebut, di sebuah klub golf milik Trump di Florida.

“Amerika Serikat tidak berpartisipasi dalam perundingan resmi di G20 Afrika Selatan,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt kepada para wartawan.

“Saya melihat presiden Afrika Selatan sedikit mengkritik Amerika Serikat dan presiden Amerika Serikat hari ini, dan pernyataan itu tidak disukai oleh presiden maupun timnya,” ujarnya.

Ramaphosa sebelumnya mengatakan bahwa Amerika Serikat telah “berubah pikiran tentang partisipasi dalam satu atau lain bentuk di KTT tersebut.”

Ramaphosa mengatakan perubahan sikap tersebut merupakan “tanda positif”.

“Semua negara hadir di sini, dan Amerika Serikat, ekonomi terbesar di dunia, perlu hadir di sini,” ujarnya.

Pernyataan Ramaphosa muncul meskipun Kedutaan Besar AS di Pretoria telah mengirimkan pemberitahuan bahwa mereka tidak akan hadir.

Dalam pesan akhir pekan tersebut, disebutkan bahwa prioritas G20 Afrika Selatan “bertentangan dengan pandangan kebijakan AS dan kami tidak dapat mendukung konsensus atas dokumen apa pun yang dinegosiasikan di bawah kepemimpinan Anda.”

Agenda tersebut mencakup peningkatan keberlanjutan utang bagi negara-negara berpenghasilan rendah, pembiayaan “transisi energi yang adil”, dan pemanfaatan “mineral penting untuk pertumbuhan inklusif dan pembangunan berkelanjutan”.

Ramaphosa mengatakan perubahan sikap tersebut merupakan “tanda positif”.

“Semua negara hadir di sini, dan Amerika Serikat, ekonomi terbesar di dunia, perlu hadir di sini,” ujarnya.

Pernyataan Ramaphosa muncul meskipun Kedutaan Besar AS di Pretoria telah mengirimkan pemberitahuan bahwa mereka tidak akan hadir.

Dalam pesan akhir pekan tersebut, disebutkan bahwa prioritas G20 Afrika Selatan “bertentangan dengan pandangan kebijakan AS dan kami tidak dapat mendukung konsensus atas dokumen apa pun yang dinegosiasikan di bawah kepemimpinan Anda.”

Agenda tersebut mencakup peningkatan keberlanjutan utang bagi negara-negara berpenghasilan rendah, pembiayaan “transisi energi yang adil”, dan pemanfaatan “mineral penting untuk pertumbuhan inklusif dan pembangunan berkelanjutan”.