menyinggung perubahan iklim dalam pidatonya di Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Prabowo menyatakan perubahan iklim dirasakan langsung di Indonesia.
“Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, kami bersaksi di hadapan Anda bahwa kami telah merasakan dampak langsung dari perubahan iklim,” kata Prabowo dilihat di YouTube United Nations, Selasa (23/9/2025).
Prabowo menyebut dampak langsung yang dirasakan Indonesia yakni kenaikan permukaan air laut 5 cm di setiap tahunnya. Hal itu menjadi ancaman besar bagi Indonesia.
“Khususnya ancaman kenaikan permukaan air laut. Permukaan air laut di pesisir utara ibu kota kami meningkat 5 sentimeter setiap tahun. Bisakah Anda bayangkan dalam sepuluh tahun? Dalam dua puluh tahun?” ujarnya.
Prabowo lalu mengungkap rencana Indonesia membangun giant sea wall atau tanggul laut raksasa. Pembangunan itu diperkirakan mencapai 480 km dan membutuhkan waktu 20 tahun.
“Untuk ini, kami terpaksa membangun giant sea wall sepanjang 480 kilometer. Mungkin akan memakan waktu 20 tahun, tetapi kami tidak punya pilihan. Kami harus mulai sekarang,” ujarnya.
Prabowo mengatakan akan menghadapi perubahan iklim dengan langkah nyata. Prabowo berkomitmen mewujudkan kesepakatan internasional Paris 2015 terkait kerja sama penanganan iklim.
“Kami bertujuan untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 dan kami yakin kami dapat mencapai emisi nol bersih jauh lebih awal. Kami bermaksud melakukan reboisasi pada lebih dari 12 juta hektar lahan terdegradasi, mengurangi degradasi hutan, dan memberdayakan masyarakat lokal dengan pekerjaan hijau berkualitas untuk masa depan,” ujarnya.
Prabowo memberikan pidatonya di urutan ketiga dalam sidang umum PBB ini usai Presiden Brasil Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Prabowo berpidato menggunakan bahasa Inggris.