Gubernur DKI Jakarta mengungkapkan kemacetan di Ibu Kota belakangan ini mulai menurun secara signifikan. Menurutnya, penurunan tingkat kemacetan bukan hanya karena pengembangan transportasi publik seperti Transjabodetabek, tetapi juga berkat pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence (AI).
“Kenapa kemudian Jakarta kemacetannya secara signifikan mengalami penurunan? Menurut saya bukan semata-mata karena Transjabodetabek. Tapi Artificial Intelligence ini juga membantu,” kata Pramono di acara Workshop Penyusunan Roadmap Implementasi AI di Jakarta Bersama BCG-AI3 di Balai Kota Jakarta, Kamis (24/7/2025).
Pramono menyebut salah satu teknologi yang sudah diterapkan di sektor lalu lintas adalah Intelligent Traffic Control System yang membantu pengaturan arus kendaraan di berbagai titik rawan macet. Dia mengatakan saat ini AI itu sudah tersebar di 65 titik ibu kota.
“Sekarang kita masih punya 65 titik, masih butuh sekitar 300 titik lagi. Dari survei, ini sudah cukup menurunkan kemacetan. Jakarta sekarang bukan lagi kota termacet nomor satu di Indonesia, sekarang sudah di posisi nomor lima,” jelasnya.
Mantan Sekretaris Kabinet itu menegaskan pihaknya akan terus memperluas pemasangan sistem pengendali lalu lintas berbasis AI di simpang-simpang jalan di Jakarta.
“Kalau ini diterapkan lebih masif, dipersiapkan dengan baik, saya yakin Intelligent Traffic Control System inilah yang akan mengubah wajah Jakarta,” ucapnya.
Selain mendukung penanganan kemacetan, Pramono juga menyoroti peran AI untuk pelayanan publik lain seperti perizinan, KTP, KJP, hingga layanan aplikasi JAKI. Dia menekankan birokrasi DKI harus mau beradaptasi dengan kemajuan teknologi agar Jakarta siap menjadi kota global.
“Yang paling penting, birokrasi kita harus bisa beradaptasi dengan perubahan zaman ini. Jangan main AI hanya untuk tempelin foto Pramono Anung di mana-mana,” imbuhnya.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Untuk diketahui, berdasarkan laporan terbaru TomTom Traffic Index, Jakarta sudah keluar dari 20 besar kota termacet di dunia, yaitu peringkat 90. Pramono optimistis jika sistem pengendali lalu lintas terpadu berjalan maksimal, Jakarta bisa makin lancar dan nyaman bagi warganya.