Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan di Kota Pagar Alam, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), meletus tanpa didahului gejala vulkanik. Badan Geologi meminta warga sekitar waspada.
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan letusan tersebut terdeteksi terjadi pada Kamis (7/8) malam oleh petugas Pengamatan Gunung Api (PGA) Dempo di Kota Pagar Alam.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
“Dari hasil analisis erupsi ini merupakan tipe freatik yang bisa terjadi tiba-tiba tanpa didahului gejala vulkanik yang jelas,” kata Wafid di Jakarta, seperti dilansir Antara, Jumat (8/8/2025).
Badan Geologi mengonfirmasi embusan kolom abu diperkirakan setinggi 1.200 meter yang keluar dari puncak kawah Marapi Gunung Dempo.
Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan condong ke arah utara serta terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30 milimeter dan durasi hampir empat menit.
Wafid mengatakanyang terletak di perbatasan Kabupaten Lahat, Empat Lawang, dan Kota Pagar Alam, memang sebelumnya menunjukkan peningkatan aktivitas kegempaan sejak awal Juli.
Aktivitas tersebut diikuti tren deformasi tubuh gunung yang menunjukkan penggembungan atau inflasi yang mengindikasikan adanya migrasi magma dari dalam ke permukaan.
Dia mengimbau warga, pendaki, maupun wisatawan agar tidak memasuki area dalam radius 1 kilometer dari kawah Marapi Gunung Dempo serta 2 kilometer ke arah sektor utara dari kawah tersebut.
“Zona ini berpotensi terlanda lontaran material dan gas beracun akibat erupsi freatik,” kata Wafid, seraya mengingatkan bahwa hasil analisis data visual dan instrumental, tingkat aktivitas Gunung Dempo masih berada pada Level II (Waspada).
Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan Pos Pengamatan Gunung Api Dempo terus memantau perkembangan aktivitas gunung. Sementara itu, masyarakat diminta tetap tenang, tidak terpancing informasi tidak resmi, serta mengikuti arahan skema evakuasi dari pemerintah daerah setempat.