Digitalisasi penindakan terus diperkuat di hari kelima (H5) pelaksanaan . Meski demikian, pendekatan humanis di lapangan juga terus dikedepankan sesuai arahan Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho.
“Penegakan hukum harus menjaga keseimbangan antara ketegasan dan pelayanan yang beretika,” kata Irjen Agus kepada wartawan, Sabtu (22/11/2025).
Irjen Agus memaparkan, total penindakan pelanggaran H5 mencapai 347.409 perkara. Sesuai arahan, penindakan didominasi oleh sistem teknologi. ETLE statis mencatat 35.376 perkara, sedangkan ETLE mobile mencapai 32.698 perkara.
Irjen Agus Suryonugroho mengarahkan agar ETLE menjadi kanal utama penindakan (95 persen ETLE, 5 persen teguran) sehingga objektivitas dan akuntabilitas dapat terjaga. Tilang manual tercatat rendah, hanya 5.571 kasus.
Di tengah ketegasan tersebut, pendekatan humanis menjadi porsi terbesar. Tercatat, jumlah teguran mencapai 274.764, menggambarkan pendekatan humanis yang tetap dikedepankan dalam situasi lapangan.
Selain penindakan, kegiatan edukasi dan pencegahan ditingkatkan masif. Kegiatan pre-emtif (Binluh) H5 mencatat 64.461 kegiatan, termasuk sosialisasi ke sekolah/kampus (25.900) dan sambang komunitas (25.011). Sementara itu, total kegiatan preventif mencapai 730.018 kegiatan.
Kakorlantas mengapresiasi jajarannya dan mengajak untuk meningkatkan publikasi yang informatif, humanis, dan berbasis data. Beliau menekankan bahwa integrasi antara data harian, respons lapangan, dan komunikasi publik menjadi unsur penting untuk menjaga keberhasilan operasi.
Irjen Agus mengajak seluruh masyarakat untuk terus mematuhi aturan lalu lintas dan menjadikan keselamatan sebagai prioritas utama dalam aktivitas sehari-hari. Dia juga menyampaikan apresiasi atas dedikasi jajaran dalam menjaga stabilitas kamseltibcarlantas selama pelaksanaan operasi.
“Korlantas Polri berkomitmen untuk melanjutkan Operasi Zebra 2025 dengan standar profesionalisme yang tinggi,” ucapnya.







