Kelompok Hamas merespons tawaran gencatan senjata yang dusulkan Amerika Serikat (AS) di , Palestina. Namun, pihak meminta gencatan senjata permanen, yang kemudian ditolak oleh AS.
“Hamas memberi tahu para mediator tentang tanggapan tertulis resminya, yang mencakup tanggapan positif kepada (utusan AS Steve) Witkoff, tetapi dengan penekanan pada jaminan gencatan senjata permanen dan penarikan penuh Israel,” kata sumber Hamas yang mengetahui negosiasi yang sedang berlangsung, dilansir AFP, Minggu (1/6/2025).
Sementara itu, utusan Amerika Serikat untuk Timur Tengah merespons permintaan Hamas. Ia justru mengkritik Hamas atas tanggapannya terhadap kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan AS.
Pasalnya, Hamas ternyata hanya membebaskan 10 sandera yang masih hidup dari Gaza. Jumlah tersebut tidak sesuai kesepakatan.
“Itu sama sekali tidak dapat diterima dan hanya membawa kita mundur,” tulis Steve Witkoff di X.
“Hamas harus menerima usulan kerangka kerja yang kami ajukan sebagai dasar untuk perundingan jarak dekat, yang dapat segera kami mulai minggu depan.
Ia menekankan gencatan senjata hanya diberikan selama 60 hari. Sementara, pihak Hamas harus membebaskan setengah dari total sandera yang dimiliki.
“Itulah satu-satunya cara kita dapat menutup kesepakatan gencatan senjata 60 hari dalam beberapa hari mendatang di mana setengah dari sandera yang masih hidup dan setengah dari mereka yang meninggal akan pulang ke keluarga mereka dan di mana kita dapat melakukan perundingan substantif dengan itikad baik dalam perundingan jarak dekat untuk mencoba mencapai gencatan senjata permanen,” ujar dia.