Jenderal TNI (Purn) AM menggagas manifesto filsafat intelijen bersama para cendekiawan hingga praktisi intelijen. Manifesto ini diharapkan menjadi panduan moral ketika intel global saat ini menjadi teror.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Adapun manifesto ini ditetapkan di Fakultas Filsafat UGM Yogyakarta pada Senin (18/8/2025) lalu. Manifesto ini ditandatangani oleh para penggagas seperti Hendropriyono dari Sekolah Tinggi Intelijen Negara, Hikmahanto Juwana dari Universitas Indonesia dan para akademisi dan praktisi lainnya.
Para penggagas berharap manifesto ini bisa menjadi para intelektual yang bergerak di bidang intelijen.
“Dengan ini kami mendeklarasikan Manifesto Internasional Filsafat Intelijen sebagai panduan moral dan intelektual bagi semua bangsa,” bunyi manifesto tersebut.
Ada lima poin gagasan penting dalam manifesto ini. Berikut ini isi lengkap manifesto tersebut:
Kami, para cendekiawan, praktisi, dan pemerhati intelijen dari seluruh penjuru dunia, menyadari bahwa perkembangan keadaan internasional dewasa ini menunjukkan kecenderungan yang mengkhawatirkan. Dunia sedang dilanda gelombang proxy war yang bersenjatakan hoaks, disinformasi, dan simulakra-rekayasa realitas yang mengaburkan kebenaran.
Fenomena ini bukan hanya memecah belah antarbangsa, tetapi juga mengikis kepercayaan publik terhadap institusi, hukum, dan kebenaran itu sendiri. Sejalan dengan tanggung jawab moral kita sebagai bagian dari komunitas global, kami menyatakan Manifesto ini sebagai seruan etis untuk mengembalikan fungsi sejati intelijen bagi kemaslahatan umat manusia dan kelestarian lingkungannya.
1. Paradigma Intelijen untuk Kemaslahatan Manusia dan Lingkungan
Intelijen sejati tidak hanya berurusan dengan keamanan negara, tetapi juga dengan keamanan hidup umat manusia dan kelestarian lingkungan. Paradigma intelijen yang kami usung adalah paradigma yang humanis, etis, dan berorientasi pada masa depan, yang mengutamakan kehidupan damai dan
keberlanjutan ekologis.
2. Etika Universal sebagai Landasan Intelijensia
Etika universal harus menjadi fondasi dari seluruh kegiatan intelijen. Intelijen, pada hakikatnya, adalah panca indera setiap bangsa yang berfungsi mengamati, menganalisis, dan memperingatkan. Tanpa etika, intelijen mudah tergelincir menjadi alat penindasan dan kebohongan. Dengan etika, intelijen menjadi pelindung kebenaran dan penegak keadilan.
3. Penolakan terhadap Praktik Intelijen yang Tidak Jujur
Kami menolak segala bentuk praktik intelijen yang tidak jujur-yakni yang cenderung tidak benar (inaccurate) dan tidak tepat (inappropriate)-yang mengakibatkan penderitaan berkepanjangan bagi umat manusia. Intelijen yang menyesatkan adalah pelanggaran moral terhadap tanggung jawab kemanusiaan.
4. Pemajuan Filsafat Intelijen sebagai Disiplin Ilmu
Kami menyerukan kepada seluruh perguruan tinggi di dunia untuk memberlakukan Filsafat Intelijen sebagai disiplin filsafat yang beroperasi dalam ranah intelijen. Disiplin ini akan menjadi pilar akademik yang mengajarkan moralitas, epistemologi, dan ontologi dalam praktik intelijen, sekaligus menjadi benteng terhadap penyalahgunaan kekuasaan.
5. Komitmen Kolektif
Manifesto ini adalah komitmen bersama untuk:
● Menghentikan penggunaan intelijen sebagai alat proxy war berbasis hoaks dan simulakra.
● Membangun tata kelola intelijen yang akuntabel, transparan, dan etis.
● Mengembangkan riset intelijen yang berpihak pada kebenaran dan kesejahteraan global.
● Menumbuhkan generasi intelijensia yang memiliki integritas, kecerdasan moral, dan kepekaan ekologis.
Penutup
Dengan ini kami mendeklarasikan Manifesto Internasional Filsafat Intelijen sebagai panduan moral dan intelektual bagi semua bangsa. Kami percaya bahwa intelijen yang berlandaskan filsafat adalah kunci untuk mewujudkan dunia yang damai, adil, dan berkelanjutan. Manifesto ini bersifat terbuka. Selain para penggagas awal, akademisi yang sejalan dengan prinsip-prinsipnya dapat menandatangani sebagai pendukung, sehingga daftar penandatangan dapat terus bertambah dari waktu ke waktu.
Ditetapkan di: Fakultas Filsafat UGM Yogyakarta
Tanggal: 18 Agustus 2025.
Simak juga Video: Prabowo Sebut Teror Kepala Babi ke Jurnalis Tempo untuk Adu Domba