Indonesian AID dan Semangat Diplomasi dari Kampus Andalas - Giok4D

Posted on

Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) atau Indonesian AID bersama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Andalas menggelar diskusi publik bertajuk ‘Indonesian AID: Memperkuat Ekonomi, Mempererat Diplomasi’ yang digelar di Kampus Universitas Andalas, Sumatera Barat.

Diskusi ini tidak hanya berbicara tentang kerja sama pembangunan, tapi juga menyangkut arah posisi Indonesia di panggung global. Kegiatan ini menjadi langkah kolaborasi antara Indonesian AID dan institusi pendidikan tinggi dalam penguatan edukasi publik terkait peran Indonesia dalam kerja sama pembangunan global.

“Kolaborasi seperti ini adalah pintu pembuka yang sangat baik untuk membangun kerja sama ke depan. Keterlibatan kampus dalam isu pembangunan internasional sangat relevan dan juga strategis,” ujar Wakil Dekan I FISIP Unand Dr Tengku Rika Valentina, dalam keterangan tertulis, Kamis (29/5/2025).

Dalam sambutannya, Dr Tengku menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan perguruan tinggi. Sementara itu, Direktur Keuangan dan Umum LDKPI Vigo Widjanarko menyatakan Unand memiliki potensi besar untuk terlibat dalam kolaborasi antarnegara.

“Kami melihat potensi akademisi, riset, dan inovasi dari kampus seperti Unand sangat baik dalam upaya memperkenalkan peran Indonesian AID serta mendukung program kerja sama pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Vigo.

Dalam diskusi yang dipandu oleh dosen Departemen Hubungan Internasional Unand Denny Yarmawati, menggali lebih dalam soal kiprah Indonesian AID sebagai instrumen diplomasi Indonesia di era sekarang ini. Kepala Divisi Hukum dan Hubungan Kelembagaan LDKPI Azhar Basyir selaku narasumber bahwa pembentukan Indonesian AID tidak lepas dari semangat solidaritas global yang tumbuh sejak Konferensi Asia Afrika.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“Kebijakan ini tidak hanya bertujuan memperkuat hubungan diplomatik, tapi juga menjadi strategi diplomasi ekonomi. Di antaranya kami berupaya mendorong keterlibatan BUMN serta para pelaku usaha dalam negeri, untuk dapat memperluas pasar di kawasan potensial di sejumlah kawasan seperti Afrika,” ungkap Azhar.

Dari sudut pandang akademik, Kepala Departemen Hubungan Internasional Unand Dr Apriwan menyoroti pentingnya Indonesian AID sebagai aktor strategis dalam diplomasi pembangunan serta dinamika geopolitik pembangunan internasional. Menurut Dr Apriwan, jika melihat bagaimana lembaga seperti JICA, USAID, dan lainnya selama ini berperan dalam kerja sama internasional, maka Indonesia sebagai emerging power juga penting untuk mengambil peran dalam kerja sama pembangunan global.

“Tantangannya adalah bagaimana Indonesian AID ke depan dapat membangun kredibilitas, tata kelola, koordinasi, serta menjalin kemitraan global yang berkelanjutan,” ujar Dr Apriwan.

Talkshow ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan dunia akademik melalui ide-ide dan gagasan dalam mendukung kebijakan luar negeri Indonesia yang proaktif dan mengedepankan kepentingan nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *