Iran Yakin Bisa Bertahan Meski Perundingan Nuklir dengan AS Gagal

Posted on

Presiden meyakini negaranya akan mampu bertahan, jika perundingan nuklir dengan (AS) gagal mencapai kesepakatan, dan jika lebih banyak sanksi Barat diterapkan.

Pernyataan Pezeshkian ini, seperti dilansir Reuters, Selasa (27/5/2025), disampaikan setelah Presiden AS mengatakan perundingan putaran kelima antara Teheran dan Washington pada akhir pekan berlangsung “sangat baik”. Namun otoritas Iran menyebut perundingan itu “rumit”.

“Tidak seperti kita akan mati kelaparan jika mereka menolak untuk berunding dengan kita atau menjatuhkan sanksi-sanksi,” kata Pezeshkian dalam pernyataannya, merujuk pada perundingan dengan AS membahas , seperti dikutip media pemerintah Iran.

“Kita akan menemukan cara untuk bertahan hidup,” tegasnya.

Perundingan nuklir antara Iran dan AS yang dimulai sejak April lalu, merupakan kontak level tertinggi antara kedua negara sejak Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir penting Teheran tahun 2015 saat masa jabatan pertama Trump.

Perundingan itu bertujuan untuk menyelesaikan perselisihan selama puluhan tahun mengenai ambisi nuklir Iran. Trump mengatakan dirinya mendukung dialog, namun juga mengancam Teheran dengan sanksi ekonomi yang melumpuhkan dan pengeboman jika tidak ada perjanjian nuklir baru yang dicapai.

Pertaruhannya terlalu tinggi bagi kedua negara dalam perundingan nuklir tersebut. Trump bertekad membatasi potensi Teheran untuk memproduksi senjata nuklir, yang dapat memicu perlombaan senjata nuklir regional dan mungkin mengancam Israel, sekutu dekat AS.

Sedangkan Iran menginginkan kesepakatan baru yang akan meringankan rentetan sanksi Barat yang menghantam perekonomiannya, sembari tetap mempertahankan program nuklirnya yang diklaim semata-mata untuk tujuan sipil.

Tonton juga “Iran soal Program Nuklir: Ini Bagian Hak-hak Rakyat” di sini:

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Pekan lalu, delegasi Iran dan AS baru saja menggelar putaran kelima perundingan nuklir di Roma, Italia. Meskipun tanda-tanda kemajuan terbatas muncul, namun ada banyak poin kesepakatan yang sulit dicapai, terutama masalah .

Ketika ditanya soal laporan Iran akan membekukan pengayaan uraniumnya selama tiga tahun demi mencapai kesepakatan dengan AS, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, mengatakan dalam konferensi pers: “Iran tidak akan pernah menerima hal itu.”

Baqaei juga mengesampingkan kemungkinan kesepakatan nuklir sementara dengan Washington, dengan menepis laporan media soal kesepakatan interim sedang dipertimbangkan sebagai langkah sementara menuju kesepakatan akhir.

Dia mengatakan bahwa Teheran sedang menunggu keterangan lebih lanjut dari mediator Oman mengenai waktu untuk putaran perundingan berikutnya.

“Jika ada niat baik dari pihak Amerika, kami juga optimis, tetapi jika perundingan ditujukan untuk mengekang hak-hak Iran, maka perundingan tidak akan membuahkan hasil,” tegas Baqaei dalam pernyataannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *