Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, , menerima penghargaan Tokoh Kemanusiaan dan Perdamaian dalam Anugerah 2025. JK menyampaikan apresiasi atas penghargaan tersebut sekaligus menyinggung perjalanan panjangnya dalam penyelesaian konflik di berbagai daerah.
“Terima kasih atas penghargaan tadi. Sejak dulu saya memang suka mendamaikan teman. Dalam pemerintahan, itu berkembang karena logika saja, logika pedagang. Bagaimana menyelesaikan konflik agar pengungsi kembali dan biaya negara tidak membengkak,” ujar JK dalam acara yang digelar di Balai Kota Jakarta, Rabu (10/12/2025).
JK juga menyinggung kiprahnya dalam dunia media. Ia bercerita pernah mendirikan dua koran di Makassar, memiliki saham di suatu media hingga menjadi host program di salah satu stasiun TV nasional.
“Saya memperlakukan jurnalis merdeka. Waktu (menjabat) wapres, tiap Jumat ada press coffee morning. Tanya apa saja, tidak ada sensor, tidak ada off the record,” ungkapnya.
Ia lalu memberikan catatan soal kemerdekaan pers yang menurutnya tergerus fenomena industri media. “Tidak ada kemerdekaan pers, cuma pers sendiri yang mengurangi kemerdekaannya. Karena iklannya tidak ada. Itu self-control,” ujarnya.
JK juga menyinggung perubahan teknologi yang membuat semua orang bisa menjadi pemberita. Akibatnya, kata dia, masyarakat termasuk dirinya sendiri menghabiskan lebih banyak waktu mengikuti arus informasi di media sosial (medsos).







