Kata Pramono soal Temuan Mikroplastik dalam Air Hujan Jakarta

Posted on

Gubernur DKI Jakarta merespons temuan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait adanya kandungan mikroplastik dalam air hujan di wilayah Jakarta. Pramono mengatakan jajarannya sudah mendalami temuan BRIN tersebut.

“Untuk hal yang berkaitan dengan hujan yang mengandung plastik yang ditemukan oleh BRIN, kami sudah melakukan pendalaman,” kata Pramono di kantor Wali Kota Jakarta Timur, Selasa (21/10/2025).

Pramono mengatakan Pemprov DKI akan segera berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta dan BRIN untuk melakukan penelitian. Dalam waktu dekat, kata Pramono, DLH juga akan menyampaikan hasil temuan tersebut.

“Nanti secara khusus Kepala Dinas Lingkungan Hidup, saya akan minta untuk menyampaikan ke publik karena mereka juga melakukan penelitian, dalam waktu dekat ini pasti akan saya minta untuk menyampaikan ke publik,” ungkapnya.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta buka suara terkait hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menemukan kandungan mikroplastik dalam air hujan di wilayah Ibu Kota. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto menilai temuan tersebut menjadi pengingat polusi plastik telah menjangkau atmosfer dan memerlukan upaya bersama lintas sektor.

“Kami memandang temuan BRIN ini sebagai alarm lingkungan yang perlu direspons cepat dan kolaboratif. Polusi plastik kini bukan hanya urusan laut atau sungai, tetapi sudah sampai di langit Jakarta,” kata Asep dalam keterangan, Sabtu (18/10).

Asep mengatakan pihaknya tengah memperkuat program pengendalian sampah plastik dari hulu hingga hilir. Termasuk pemantauan kualitas udara dan air hujan secara terpadu.

Menurutnya, Pemprov DKI selama ini telah menjalankan sejumlah kebijakan untuk menekan timbulan sampah plastik sekali pakai, di antaranya melalui Peraturan Gubernur Nomor 142 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan, serta perluasan program Jakstrada Persampahan yang menargetkan 30 persen pengurangan sampah dari sumbernya. Selain itu, Jakarta juga terus memperluas bank sampah, TPS 3R, dan inisiatif daur ulang berbasis komunitas agar limbah plastik tidak lagi berakhir di lingkungan terbuka.

“Upaya pengurangan plastik harus dilakukan dari sumbernya-mulai dari rumah tangga, industri, hingga sektor jasa. Setiap orang punya peran,” kata Asep.

Lebih lanjut Asep menyebut, DLH DKI saat ini tengah berkoordinasi dengan BRIN untuk memperluas pemantauan mikroplastik dalam udara dan air hujan sebagai bagian dari sistem Jakarta Environmental Data Integration (JEDI), platform pemantauan kualitas lingkungan berbasis data.

Hasil pengukuran ini diharapkan dapat menjadi dasar kebijakan yang lebih kuat dalam pengendalian polusi plastik di udara.