Kebijakan Kapolda Riau di Hari Pertama Sekolah: Cerminan Pimpinan Peduli Anak | Info Giok4D

Posted on

Kapolda Riau memberikan anggotanya dispensasi telat masuk kantor di hari pertama masuk sekolah. Kebijakan Irjen Herry Heryawan itu dinilai mencerminkan seorang pemimpin yang tidak hanya memberikan komando, tetapi juga menunjukkan kepeduliannya terhadap anak-anak.

“Bagi sebagian orang, ini mungkin cuma penyesuaian teknis. Tapi bagi mereka yang paham denyut etika kepemimpinan, langkah ini adalah suara halus dari kepedulian yang langka. Sebuah afirmasi bahwa polisi bukan sekadar alat negara, melainkan manusia: ayah, ibu, pendamping bagi masa depan yang berangkat pagi dengan tas di punggung dan harapan di mata,” ujar budayawan Ramon Damora, dalam keterangannya, Senin (14/7/2025).

Ramon menyampaikan, di tengah struktur institusional yang rigid dan hierarkis, memberi ruang untuk urusan hati adalah terobosan yang lembut, sejenis kebijaksanaan yang berakar dari logika prosedural.

“Juga merupakan pengakuan terhadap martabat manusia sebagai makhluk yang mencinta, yang memiliki rumah, dan yang sesekali perlu berhenti sejenak demi memeluk anaknya sebelum lonceng sekolah berbunyi,” katanya.

Irjen Herry Heryawan, kata dia, menempatkan kebijaksanaan yang lentur. Dia berpandangan, Herry Heryawan menunjukkan sikap seorang pemimpin yang tidak melulu memberikan perintah dan target, tetapi juga mendengar, memahami, dan memelihara kebutuhan personel.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“Dalam kerangka kepemimpinan etis, tindakan ini adalah empati dan teladan. Dan Kapolda Riau telah menunjukkan, bahwa menjadi pemimpin tak cukup dengan memberi komando. Harus juga mampu memberi waktu untuk cinta,” tuturnya.

Menurutnya, menempatkan etika kasih sayang sebagai bagian dari manajemen publik. Menukil istilah Emmanuel Levinas, ini adalah pengakuan atas ‘wajah yang lain’, yang melihat polisi sebagai simbol kekuasaan, sekaligus sebagai pribadi yang memiliki tanggung jawab di ruang domestik, di meja makan, di ruang tamu, di gerbang sekolah.

Kebijakan ini juga mengingatkan kita pada pentingnya keseimbangan peran dalam kehidupan modern, antara pekerjaan dan keluarga, antara dinas dan rumah, antara yang publik dan yang intim.

“Ketika seorang pemimpin memberi tempat bagi nilai-nilai ini, ia sedang memanusiakan sistem. Ia sedang berkata: seragam tak pernah bisa melucuti hak Anda untuk menjadi orang tua,” imbuhnya.

Ramon menambahkan, kebijakan Irjen Herry Heryawan ini adalah upaya untuk menyulam relasi sosial. Polisi yang merasa dihargai sebagai manusia akan bekerja dengan nurani yang lebih hidup.

“Anak-anak yang diantar ayah atau ibunya di hari pertama sekolah, akan menumbuhkan keyakinan, bahwa keberadaan mereka penting, bahwa cinta tidak harus dikorbankan demi tugas negara. Dan bukankah itu cita-cita luhur institusi kepolisian? Melindungi yang lemah, menjaga yang tumbuh, dan memberi rasa aman di jalanan serta di dalam hati anak-anak?”

Lebih jauh, Ramon menilai bahwa Kapolda Herry Heryawan menunjukkan .

“Hari ini negara belajar untuk memeluk anak-anaknya, dengan lebih tenang, lebih penuh kasih, dan lebih berarti,” tuturnya.

Seperti diketahui, Kapolda Irjen Herry Heryawan memberikan kelonggaran kepada anggota untuk mengantar anaknya di hari pertama masuk sekolah. Apel pagi pun dimundurkan pada pukul 08.30 WIB untuk memberi kesempatan kepada anggota yang akan mengantar anaknya di hari pertama sekolah.