Kementrans Sebut Investor Wuhan Minat Kembangkan Kawasan Transmigran

Posted on

Kementerian Transmigrasi (Kementrans) menjajaki kerja sama investasi dengan perusahaan benih asal Tiongkok, Wuhan Guoying Seed Co., LTD untuk membangun desa pariwisata berbasis industri pertanian di kawasan transmigrasi Indonesia.

Inisiatif ini merupakan tindak lanjut dari Forum China (Hubei) – Indonesia Economic and Trade Investment Cooperation Promotion Conference yang digelar pada 14 Oktober lalu di mana perusahaan menyatakan minat mendukung program swasembada pangan nasional yang digaungkan Presiden Prabowo Subianto.

Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara dalam kunjungannya ke fasilitas penelitian Wuhan Guoying, Rabu (15/10), menyatakan kesiapan pemerintah untuk memfasilitasi investasi tersebut melalui pemanfaatan lahan-lahan transmigrasi.

“Pasti kita akan saling bekerja sama, berkolaborasi dan bersinergi untuk menyukseskan hal ini. Yang pasti, tentu saja nanti investasinya di lahan kami, di kawasan transmigrasi,” kata Iftitah dalam keterangan tertulis, Jumat (17/10/2025).

Dalam kunjungannya, Iftitah meninjau langsung riset pengembangan varietas padi unggul yang mampu menghasilkan antara 8 hingga 17 ton per hektar. Ia membandingkan hasil tersebut dengan produktivitas padi di beberapa wilayah Indonesia yang masih rendah.

“Di Maluku Utara, di tempat kita (Kawasan Transmigrasi), satu hektar itu paling cuma 1,8 sampai dengan 2 ton per hektar. Nah jika dibandingkan dengan di sini yang tadi, 11, 13, bahkan sampai dengan 17 ton per hektar, mungkin kita bisa meningkatkan lebih banyak produktivitas yang ada di tempat kita,” tuturnya.

Rencana kerja sama ini tak hanya berfokus pada peningkatan produktivitas, namun juga mendorong pembangunan ekosistem desa wisata pertanian yang melibatkan dunia usaha, akademisi, dan pemerintah. Dalam rombongan kunjungan turut hadir Profesor Hu dan sejumlah peneliti pertanian dari Tiongkok untuk menjajaki potensi riset bersama.

Menurutnya, kawasan transmigrasi dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang berbasis pertanian dan pariwisata, asalkan dibarengi riset serius dan penguatan sumber daya manusia lokal.

Langkah awal ini juga memperkuat kolaborasi antara Kementerian Transmigrasi dan Kementerian Pertanian dalam mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus membuka lapangan kerja baru bagi warga transmigrasi.

“Tentu saja saya sangat optimis. Tetapi optimisme itu harus dibangun dengan tindakan lebih nyata. Kita undang dulu para peneliti untuk melihat bagaimana tanahnya, bagaimana cuacanya, bagaimana faktor-faktor lain, termasuk SDM-nya. Ini juga membutuhkan etos kerja yang cukup tinggi,” tutupnya.

Tonton juga video “Mentrans Kirim 2.000 Peneliti Kembangkan Kawasan Transmigrasi” di sini:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *