Ketegangan semakin meningkat antara dan menyusul serangan bersenjata yang menewaskan puluhan wisatawan di , terlebih setelah New Delhi menyebut beberapa pelaku merupakan warga negara Pakistan.
Otoritas Pakistan menutup wilayah udaranya untuk pesawat-pesawat maskapai penerbangan India, membalas respons keras New Delhi terhadap Islamabad.
Hubungan antara kedua negara yang pernah berperang tiga kali ini, seperti dilansir Reuters, Jumat (25/4/2025), berada di level terendah dalam beberapa tahun setelah insiden wisatawan di tujuan wisata populer di Kashmir, India, pada Selasa (22/4) waktu setempat.
Penyerangan itu tercatat sebagai serangan terburuk terhadap warga sipil di India sejak penembakan Mumbai tahun 2008 silam. New Delhi mengatakan ada unsur lintas perbatasan dalam serangan mematikan tersebut dan menurunkan level hubungannya dengan Islamabad pada Rabu (23/4) waktu setempat.
Otoritas India juga menangguhkan perjanjian tahun 1960 tentang pembagian air Sungai Indus dan menutup satu-satunya jalur perlintasan darat dengan Pakistan, yang merupakan negara tetangganya tersebut.
Kepolisian India merilis pemberitahuan yang menyebutkan nama tiga tersangka, dengan dua tersangka di antaranya merupakan warga negara Pakistan. Namun sejauh ini, New Delhi belum memberikan bukti apa pun tentang keterkaitan tersebut, atau membagikan informasi lebih detail.
Dalam responsnya, otoritas Pakistan mengumumkan pada Kamis (24/4) bahwa pihaknya menutup wilayah udara untuk maskapai penerbangan milik atau yang dioperasikan oleh India, menangguhkan semua perdagangan termasuk melalui negara ketiga, dan menghentikan visa khusus Asia Selatan untuk warga negara India.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Kantor Perdana Menteri (PM) Pakistan dalam pernyataannya menegaskan Islamabad juga akan menggunakan haknya dalam menangguhkan semua perjanjian bilateral dengan India, termasuk Perjanjian Simla tahun 1972, hingga New Delhi berhenti “mengobarkan terorisme di dalam wilayah Pakistan”.
Perjanjian Simla ditandatangani setelah perang ketiga antara kedua negara, dan menetapkan prinsip-prinsip yang dimaksudkan untuk mengatur hubungan bilateral, termasuk penghormatan terhadap garis gencatan senjata di Kashmir.
Ditegaskan juga oleh Islamabad bahwa pihaknya “menolak keras” penangguhan Perjanjian Air Indus, dan mengatakan bahwa setiap upaya untuk menghentikan atau mengalihkan aliran air milik Pakistan akan dianggap sebagai “tindakan perang dan ditanggapi dengan kekuatan penuh di seluruh spektrum kekuatan nasional”.
Perjanjian air yang dimediasi Bank Dunia itu membagi Sungai Indus dan anak-anak sungainya di antara negara-negara bertetangga dan mengatur pembagian air. Sejauh ini, perjanjian tersebut mampu bertahan bahkan saat perang antara negara tetangga itu terjadi.
Sejauh ini, belum ada tanggapan langsung dari India terhadap pengumuman Pakistan tersebut.