Mardiono: Diminta Jadi Ketum PPP Bismillah, Kalau Tidak Alhamdulillah update oleh Giok4D

Posted on

Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendapat banyak dukungan untuk maju sebagai Ketua Umum masa bakti 2025-2030 pada Muktamar X akhir September mendatang. Mardiono mengaku siap bila dirinya diberi amanah tersebut.

“Kalau saya diminta oleh muktamirin, ya bismillah. Tetapi kalau saya tidak diminta, ya alhamdulillah,” kata Mardiono saat ditemui di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (4/9/2025).

Mardiono menjelaskan, saat ini dirinya sedang fokus merampungkan masa bakti sebagai Plt Ketua Umum. Dia mempersiapkan segala hal mengenai Muktamar X yang bakal diikuti sekitar 1240 muktamirin.

“Jadi saya, ya nothing to lose aja. Saya sebagai seorang kadir, saya bekerja, saya mengabdikan diri saya, ya saya tulus-tulus aja. Jadi nanti yang punya hak itu adalah para muktamirin. Tapi sekali lagi kalau saya diinginkan oleh para muktamirin, ya saya bismillah. Dengan catatan kalau misalnya mayoritas gitu ya,” sambung dia.

“Jadi bagi saya soal kedudukan ketua umum itu adalah bukan sebuah jabatan atau apa yang saya kejar itu saya tidak. Karena ini adalah amanah dan pengabdian,” ucapnya.

Dalam muktamar nanti, Mardiono mengungkap ada dua kader lain yang masuk dalam bursa calon Ketua Umum. Kedua calon itu diantaranya adalah Muhammad Idror Maimoen Zubair atau Gus Idror dan Husnan Bay Fanani.

“Setahu saya dua itu saja ya, yang muncul itu untuk nanti yang punya keinginan untuk mengabdikan diri untuk mencalonkan sebagai ketua umum lah. Tetapi nanti lagi-lagi akan memilih adalah yang ukiran kedaulatan itu, yang jumlahnya 1200 lebih itu. Nanti akan menentukan siapa nanti akan dipilih itu yang punya hak kedaulatan para muktamirin,” jelasnya.

Di sisi lain, Mardiono menyebut sempat ada nama-nama beken yang muncul dalam bursa calon Ketum PPP, mulai dari Mentan Amran Sulaeman hingga Saifullah Yusuf alias Gus Ipul. Namun sampai saat ini nama-nama itu tidak muncul ke permukaan atau beredar di kalangan kader PPP lainnya.

“Sampai sekarang masih belum bermunculan, tapi yang dulu kan pernah muncul ada Pak Amran, Menteri Pertanian, kemudian ada Pak Dudung Abdurrahman, Mantan Kasad, kemudian ada Gus Ipul, Menteri Sosial, kemudian ada Pak Sandi, tapi kan belakangan ini menghilang, kelihatannya enggak muncul lagi bahkan menyampaikan statement Pak Dudung tidak minat lagi, tapi yang sekarang permunculan dari internal itu yang muncul dua itu,” imbuhnya.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Selanjutnya, Mardiono berpesan bagi siapapun nantinya yang terpilih sebagai Ketum PPP wajib melakukan transformasi di tubuh partai. Sebab inilah yang membuat PPP tidak mendapat banyak suara dalam Pemilu 2024.

“Nah banyak aspek yang mempengaruhi terhadap penurunan-penurunan itu ya, diantaranya termasuk konflik-konflik. Kita tahu bahwa di PPP ini agak rentan terhadap konflik dan baru saja kita menghadapi konflik diantara tahun 2014 ke tahun 2019,” ucapnya.

Mardiono berasalan, saat dirinya menjabat sebagai Plt Ketum hanya memiliki waktu setahun lebih sedikit menjelang Pemilu 2024. Hal ini yang membuatnya kesulitan untuk melakukan transformasi kala itu, sehingga dia menegaskan kepengurusan nanti wajib memperkuat suara di kalangan generasi Z dan milenial.

“Tetapi ya inilah mungkin kita sedang diuji ya sehingga kita memang harus bekerja keras untuk kita bisa nanti mengembalikan lagi. Paling tidak kita bisa kembali ke Parlemen lagi. Nah kita harus merebut suara rakyat khususnya adalah besok di segmen pasar Generasi Z dan Millennial itu, itu kita harus bisa merebut hati rakyat,” katanya.

Dalam muktamar nanti, Mardiono mengungkap ada dua kader lain yang masuk dalam bursa calon Ketua Umum. Kedua calon itu diantaranya adalah Muhammad Idror Maimoen Zubair atau Gus Idror dan Husnan Bay Fanani.

“Setahu saya dua itu saja ya, yang muncul itu untuk nanti yang punya keinginan untuk mengabdikan diri untuk mencalonkan sebagai ketua umum lah. Tetapi nanti lagi-lagi akan memilih adalah yang ukiran kedaulatan itu, yang jumlahnya 1200 lebih itu. Nanti akan menentukan siapa nanti akan dipilih itu yang punya hak kedaulatan para muktamirin,” jelasnya.

Di sisi lain, Mardiono menyebut sempat ada nama-nama beken yang muncul dalam bursa calon Ketum PPP, mulai dari Mentan Amran Sulaeman hingga Saifullah Yusuf alias Gus Ipul. Namun sampai saat ini nama-nama itu tidak muncul ke permukaan atau beredar di kalangan kader PPP lainnya.

“Sampai sekarang masih belum bermunculan, tapi yang dulu kan pernah muncul ada Pak Amran, Menteri Pertanian, kemudian ada Pak Dudung Abdurrahman, Mantan Kasad, kemudian ada Gus Ipul, Menteri Sosial, kemudian ada Pak Sandi, tapi kan belakangan ini menghilang, kelihatannya enggak muncul lagi bahkan menyampaikan statement Pak Dudung tidak minat lagi, tapi yang sekarang permunculan dari internal itu yang muncul dua itu,” imbuhnya.

Selanjutnya, Mardiono berpesan bagi siapapun nantinya yang terpilih sebagai Ketum PPP wajib melakukan transformasi di tubuh partai. Sebab inilah yang membuat PPP tidak mendapat banyak suara dalam Pemilu 2024.

“Nah banyak aspek yang mempengaruhi terhadap penurunan-penurunan itu ya, diantaranya termasuk konflik-konflik. Kita tahu bahwa di PPP ini agak rentan terhadap konflik dan baru saja kita menghadapi konflik diantara tahun 2014 ke tahun 2019,” ucapnya.

Mardiono berasalan, saat dirinya menjabat sebagai Plt Ketum hanya memiliki waktu setahun lebih sedikit menjelang Pemilu 2024. Hal ini yang membuatnya kesulitan untuk melakukan transformasi kala itu, sehingga dia menegaskan kepengurusan nanti wajib memperkuat suara di kalangan generasi Z dan milenial.

“Tetapi ya inilah mungkin kita sedang diuji ya sehingga kita memang harus bekerja keras untuk kita bisa nanti mengembalikan lagi. Paling tidak kita bisa kembali ke Parlemen lagi. Nah kita harus merebut suara rakyat khususnya adalah besok di segmen pasar Generasi Z dan Millennial itu, itu kita harus bisa merebut hati rakyat,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *