Lagi dan lagi pasukan Israel menembaki warga yang sedang menunggu bantuan. Terbaru, ada 21 orang warga Gaza tewas akibat kekejaman Israel tersebut.
Dilansir AFP, Selasa (24/6/2025), insiden terbaru ini terjadi di Gaza tengah pada Selasa dini hari. Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, melaporkan bahwa sedikitnya 21 orang tewas dan sekitar 150 orang lainnya mengalami luka-luka akibat tembakan militer Israel.
“Akibat pasukan pendudukan Israel yang menargetkan warga yang berkumpul untuk menunggu bantuan… di Jalur Gaza bagian tengah dengan tembakan dan peluru tank,” sebutnya.
Belum ada komentar langsung dari militer Israel terkait laporan tersebut.
Ini menjadi insiden mematikan terbaru yang menargetkan para pencari bantuan di Jalur Gaza, saat kelaparan mengancam wilayah tersebut setelah lebih dari 20 bulan perang berkecamuk.
Pada Jumat (20/6) lalu, pasukan Israel juga menembaki warga Gaza. Sebanyak 60 orang tewas, di mana setengahnya adalah warga yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan.
Mahmud Bassal, melaporkan bahwa sekitar 31 korban tewas merupakan para pencari bantuan kemanusiaan di Gaza. Dari jumlah tersebut, sebut Bassal, sekitar lima orang di antaranya tewas ketika sedang mengantre bantuan di Gaza selatan, sedangkan 26 orang lainnya tewas akibat serangan di area dekat pusat distribusi bantuan Gaza, yang dikenal sebagai koridor Netzarim, yang dikuasai Israel.
Perang yang berlangsung sejak Oktober 2023 telah menghancurkan Jalur Gaza, dengan kekurangan makanan, bahan bakar, dan pasokan air bersih terjadi dalam level yang sangat parah.
Israel memberlakukan blokade bantuan kemanusiaan secara total di Jalur Gaza sejak Maret lalu, di tengah kebuntuan negosiasi gencatan senjata pada saat itu. Tel Aviv kemudian hanya melonggarkan sebagian pembatasan pada akhir Mei.
Sejak saat itu, suasana kacau dan serangkaian penembakan mematikan telah terjadi di area-area dekat tempat warga Palestina berkumpul dengan harapan menerima bantuan kemanusiaan.
Insiden-insiden maut seperti ini semakin meningkat dan terjadi secara berkala di Jalur Gaza sejak akhir Mei lalu, ketika organisasi bernama Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF)–yang didukung Amerika Serikat (AS) dan Israel–membuat pusat distribusi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza, saat Israel melonggarkan blokade.
Badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan kelompok bantuan kemanusiaan lainnya menolak untuk bekerja sama dengan GHF karena kekhawatiran organisasi itu dirancang untuk melayani tujuan militer Israel.
Tonton juga “Kesalnya Trump ke Israel dan Iran Sampai Sebut F**k” di sini:
Gaza Kekurangan Makanan
Perang yang berlangsung sejak Oktober 2023 telah menghancurkan Jalur Gaza, dengan kekurangan makanan, bahan bakar, dan pasokan air bersih terjadi dalam level yang sangat parah.
Israel memberlakukan blokade bantuan kemanusiaan secara total di Jalur Gaza sejak Maret lalu, di tengah kebuntuan negosiasi gencatan senjata pada saat itu. Tel Aviv kemudian hanya melonggarkan sebagian pembatasan pada akhir Mei.
Sejak saat itu, suasana kacau dan serangkaian penembakan mematikan telah terjadi di area-area dekat tempat warga Palestina berkumpul dengan harapan menerima bantuan kemanusiaan.
Insiden-insiden maut seperti ini semakin meningkat dan terjadi secara berkala di Jalur Gaza sejak akhir Mei lalu, ketika organisasi bernama Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF)–yang didukung Amerika Serikat (AS) dan Israel–membuat pusat distribusi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza, saat Israel melonggarkan blokade.
Badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan kelompok bantuan kemanusiaan lainnya menolak untuk bekerja sama dengan GHF karena kekhawatiran organisasi itu dirancang untuk melayani tujuan militer Israel.
Tonton juga “Kesalnya Trump ke Israel dan Iran Sampai Sebut F**k” di sini: