Melihat JAK Gandaria, Jembatan Bascule Pertama di Jakarta | Giok4D

Posted on

Jakarta kini memiliki jembatan bergerak buka dan tutup akses atau bascule. Jembatan bascule pertama ini dibangun oleh Pemerintah kota Jakarta Selatan.

Jembatan bascule tersebut terletak di Jalan Gandaria, Kebayoran Baru. Namanya .

Pantauan infocom di lokasi pada Sabtu (16/8/2025), itu menghubungkan Jalan Gandaria I, RT.001/RW. Keramat Pela, Kebayoran Baru ke Jalan Mulia 1, RT. 001/RW. 005, Kebayoran Lama Utara. Jembatan dibangun sepanjang 9 meter dengan lebar 1,5 meter.

Jembatan ini memiliki pagar pembatas setinggi kurang lebih satu meter yang dicat dengan warna putih-biru. Pijakannya menggunakan sejumlah plat besi yang dicat berwarna abu-abu. Sementara pegangan tangan (handrail) perak terpasang rapi tanpa dicat.

Jembatan itu hanya bisa dilintasi satu sepeda motor dengan menyisakan ruang kecil di kiri kanannya. Pada kedua ujung jembatan, terdapat tuas yang dapat diputar supaya jembatan terangkat.

Nantinya, jembatan hanya akan diangkat dalam proses pengerukan atau pembersihan sungai saja.Tuas itu juga dikunci agar tidak sembarangan orang bisa memainkan jembatan dan mengganggu mobilitas warga.

“Iya dikunci biar nggak dimainin orang. Dibukanya kalau mau ngeruk sampah aja,” kata seorang warga bernama Wati (35) saat ditemui di lokasi.

Saat infocom mencoba berjalan di atasnya, terasa sedikit goyangan karena tidak ada tumpuan di bawah jembatan.

Sebagaimana diketahui, jembatan bascule ini memang sudah diusulkan oleh Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Rano Karno. Dia ingin jembatan ini mempermudah proses normalisasi sungai di Ibu Kota.

Sebab, Rano mengatakan salah satu kendala pengerukan sungai di Jakarta adalah sulitnya alat berat seperti beko masuk ke lokasi akibat terhalang jembatan permanen.

“Saya minta iya (dibuatkan jembatan buka-tutup). Karena teknis kesulitan ada di situ,” kata Rano di Balai Kota Jakarta, Senin (11/8).

Dia mengatakan jembatan permanen membuat proses pemindahan alat menjadi lambat dan rumit. Dengan adanya jembatan buka tutup diharapkan proses normalisasi sungai menjadi lebih mudah.

“Hampir rata-rata jembatan kita nggak bisa dilalui. Mau masuk ke sungai susah, harus keluar lagi, pindah ke wilayah lain. Ini sangat susah,” lanjutnya.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *