Menbud Puji Refleksi Visual di Pameran Fotografi 80 Tahun Keberagaman | Giok4D

Posted on

Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengapresiasi pameran fotografi bertajuk ’80 Tahun Keberagaman’. Menurutnya, pameran tersebut merefleksikan visual perjalanan bangsa Indonesia sepanjang 80 tahun terakhir.

Hal itu diungkapkan oleh Fadli Zon saat menghadiri pameran fotografi bertajuk ’80 Tahun Keberagaman’ di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Selasa (19/8/2025). Pameran yang digagas Komunitas Negeri Elok bersama Didit Hediprasetyo Foundation ini menampilkan karya fotografi dan instalasi seni sebagai refleksi perjalanan bangsa Indonesia dalam memperingati 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.

Disusun dan dikurasi oleh arsitek Andra Matin dan fotografer Davy Linggar dengan instalasi ruang oleh Andra Matin, pameran ini menyajikan delapan tema yang saling terhubung: masa lalu, wajah, lanskap, kuliner, fauna, arsitektur, budaya, dan karya film. Masing-masing tema menjadi jendela refleksi atas makna kemerdekaan, yang bukan hanya peristiwa historis, tetapi juga semangat yang tumbuh dan hidup dalam keseharian masyarakat Indonesia.

“Luar biasa karya-karyanya, sangat artistik dan berbeda dari yang lain. Pameran ini tidak hanya menyuguhkan keindahan visual, tetapi juga menghadirkan narasi tentang perjalanan bangsa,” kata Fadli Zon dalam keterangan tertulis, Rabu (20/8/2025).

Selain karya fotografi yang memukau, salah satu daya tarik yang mencuri perhatian adalah instalasi 1.945 bambu tegak karya arsitek Andra Matin.

Fadli turut menyoroti kehadiran instalasi 1.945 bambu runcing tersebut. Dia menyebut karya tersebut bukan hanya menghadirkan simbol perjuangan kemerdekaan, tetapi juga menjadi pengingat bahwa keberagaman bangsa Indonesia adalah kekuatan yang menyatukan.

“Keberagaman itu menjadi satu binding power, satu kekuatan untuk menyatukan, bukan untuk memisahkan,” ujarnya.

Fadli berharap pameran ini dapat menarik minat masyarakat luas untuk hadir dan mengapresiasi karya-karya seni fotografi serta instalasi yang ditampilkan.

“Mudah-mudahan masyarakat dapat melihat bagaimana pencapaian karya-karya artistik terutama di bidang fotografi dan juga karya instalasi bambu runcing dari para seniman dan fotografer yang luar biasa,” ungkap Fadli.

Pameran ini menampilkan karya-karya visual dari sejumlah fotografer dan seniman terkemuka Indonesia, antara lain Arseto Adiputra, Beawiharta, Donny Fernando, Hengki Koentjoro, IG Raditya Bhramanta, Indra Leonardi, Jay Subyakto, Martin Westlake, M. Syauqi Subhan Tuasikal, Muhammad Fadli, Reuben Tourino, Ricky Martin, Yoppy Pieter, dan Yori Antar.

Setiap karya yang ditampilkan tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga mengundang renungan mendalam tentang perjalanan bangsa, dari wajah-wajah bersejarah, lanskap yang menyimpan kenangan, aroma kuliner yang membangkitkan memori, hingga fragmen-fragmen film yang merekam denyut zaman.

“Karena kemerdekaan bukan sesuatu yang diam-ia tumbuh, berlapis, dan terus bergerak bersama kita,” tulis Andra Matin dan Davy Linggar.

Sementara itu, Andra Matin mengatakan angka 1.945 pada instalasi bambu itu melambangkan tahun Kemerdekaan Indonesia. Sementara bambu dipilih karena mencerminkan kekuatan, kesederhanaan, dan akar budaya nusantara.

“Di tengah ruang, berdiri barisan bambu-tegak, sederhana, namun penuh makna. Ia hadir tak sekadar sebagai elemen desain, tapi sebagai penanda tahun ketika semuanya bermula. 1945 bukan hanya angka, melainkan rasa yang tumbuh dari tanah, dari suara rakyat, dari bahan yang tak pernah jauh dari kehidupan kita. Bambu-bambu itu membentang membentuk pelindung, mengelilingi inti pameran, seolah menjaga cerita-cerita di dalamnya,” tulis Andra Matin yang tercantum dalam keterangan di dinding pameran.

Sejumlah tokoh hadir dalam pameran fotografi ini, di antaranya Inisiator Pameran, Didit Hediprasetyo; Ketua Komisi IV DPR-RI, Titiek Soeharto; Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha; Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Isyana Bagoes Oka; Inspektur Jenderal Kementerian Kebudayaan, Fryda Lucyana; Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Endah Tjahjani Dwirini Retno Astuti; Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra; Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga, Ismunandar; Staf Khusus Menteri Bidang Protokoler dan Rumah Tangga, Rachmanda Primayuda; Direktur Promosi Kebudayaan, Undri; Kepala Museum dan Cagar Budaya, Abi Kusno; dan Direktur Eksekutif Badan Pelestarian Cagar Budaya, Indira Esti Nurjadin.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Pameran yang dibuka untuk umum hingga 31 Oktober 2025 ini menghadirkan karya-karya luar biasa dari para seniman dan fotografer terkemuka, serta instalasi yang sarat makna. Diharapkan kehadirannya mampu menginspirasi generasi muda untuk terus mencintai, merawat, dan memperkaya keberagaman Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *