Mengapa 1 Suro Diperingati Tahun Baru Jawa? Ini Penjelasannya

Posted on

diperingati sebagai tahun baru Jawa setiap tahunnya, khususnya bagi masyarakat Jawa. Namun, tak banyak yang tahu kenapa tanggal ini dianggap sebagai awal dalam kalender Jawa dan bagaimana sejarah sistem penanggalannya terbentuk.

Kalender Jawa memang tidak sepopuler kalender Masehi dan Hijriah dalam kehidupan sehari-hari. Namun, penanggalan ini masih digunakan dalam budaya dan tradisi masyarakat Jawa. Salah satu momen penting dalam kalender ini adalah peringatan 1 Suro sebagai awal tahun baru.

Dalam sistem penanggalan Jawa, bulan Suro adalah bulan pertama yang menandai pergantian tahun. Tradisi ini masih hidup dalam berbagai upacara adat dan spiritual masyarakat, seperti tapa bisu dan tirakat malam 1 Suro yang digelar di Keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Mengutip dari Portal Informasi Indonesia (Indonesia.go.id), terdapat 12 , yakni:

Penamaan dan urutan bulan-bulan ini menunjukkan perpaduan antara budaya lokal dengan pengaruh ajaran Islam yang kuat. Hal inilah yang menjadi latar belakang penetapan sistem kalender Jawa sebagaimana dikenal hingga kini.

yang berlaku saat ini berasal dari masa pemerintahan Sultan Agung Mataram pada tahun 1633 Masehi. Sebelum itu, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang berbasis pada peredaran matahari (solar). Sultan Agung kemudian menggabungkannya dengan kalender Hijriah yang berbasis pada peredaran bulan (lunar), namun tetap mempertahankan perhitungan tahun dari sistem Saka.

Langkah ini dilakukan untuk menyelaraskan sistem penanggalan Jawa dengan perkembangan ajaran Islam yang semakin meluas di Nusantara. Hasilnya adalah sistem penanggalan yang unik: tahun dihitung berdasarkan kalender Saka, sementara penamaan bulan mengikuti sistem Hijriah. Dari sinilah bulan Suro, yang setara dengan Muharam dalam kalender Islam, ditetapkan sebagai awal tahun baru Jawa.

1 Suro: Awal Tahun Kalender Jawa

Sejarah Penetapan Kalender Jawa