Menteri Kebudayaan Fadli Zon Menyebut Museum Tubuh Sebagai ‘Laboratorium Budaya Masa Depan’

Posted on

Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengunjungi Museum Tubuh di Jatim Park 1, Kota Batu, Jawa Timur (Jatim). Dalam sambutannya, dia menyebut Museum Tubuh sebagai ‘laboratorium budaya masa depan’, yang tidak hanya menyuguhkan edukasi ilmiah tetapi juga membentuk kesadaran baru terhadap tubuh manusia sebagai bagian dari warisan kebudayaan bangsa.

“Biasanya kita belajar tentang tubuh manusia dari buku teks atau gambar. Tapi di sini, jalur penceritaannya dibuat begitu hidup dan menarik. Dari kepala hingga kaki, pengunjung diajak memahami anatomi tubuh secara visual, naratif, bahkan emosional,” kata Fadli dalam keterangan tertulis, Minggu (20/4/2025).

Diketahui, Museum Tubuh atau ‘The Bagong Adventure Human Body Museum’ menyajikan organ-organ tubuh manusia secara utuh dan lengkap, mulai dari jantung, hati, paru-paru, hingga sistem saraf dengan pendekatan yang interaktif, edukatif, dan menyenangkan.

Menurutnya pendekatan ini merupakan revolusi edukasi budaya, di mana tubuh manusia tidak hanya dipelajari dari aspek medis, tetapi juga diselami dari sisi filosofi dan kearifan lokal.

“Ini bukan sekadar wisata edukatif, ini adalah gerakan literasi anatomi bangsa. Pemahaman tubuh yang baik adalah langkah awal mencintai diri sendiri, dan mencintai budaya yang melahirkan kita,” ujarnya.

Fadli menyoroti storytelling sebagai kekuatan utama museum ini. Setiap bagian tubuh dihadirkan dengan alur cerita yang memudahkan pengunjung, terutama generasi muda, untuk memahami kompleksitas anatomi secara kontekstual.

“Museum ini bukan sekadar tempat melihat koleksi. Ini tempat mengalami. Dari desain, teknologi, hingga atmosfer ruangnya, semua didesain agar pengunjung bisa terhubung dengan tubuhnya sendiri,” jelasnya.

Data terbaru menunjukkan Museum Tubuh menarik rata-rata 10.000 pengunjung per hari. Angka ini dinilai membuktikan publik yang semakin haus akan bentuk wisata edukasi berkualitas. Ia berharap konsep serupa bisa menjadi inspirasi bagi museum-museum lain di Indonesia.

“Museum Louvre di Paris bisa membuat orang antre dua jam untuk masuk. Kenapa kita tidak bisa bangun kebanggaan yang sama? Museum bukan lagi tempat sepi dan berdebu. Dengan inovasi seperti ini, museum menjadi ruang hidup yang membentuk wawasan dan kesadaran baru,” tambahnya.

Ia juga mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Batu yang menurutnya berhasil memadukan unsur budaya, edukasi, dan pariwisata dalam satu kawasan. Fasilitas pendukung seperti gift shop, coffee shop, hingga restoran turut menjadikan museum ini ramah untuk keluarga dan semua kalangan usia.

“Saya ucapkan terima kasih kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu. Ini adalah contoh sinergi ideal yang patut ditiru daerah lain: bagaimana sebuah museum bisa menjadi pusat aktivitas budaya sekaligus tujuan wisata yang relevan,” tuturnya.

Dengan dukungan penuh dari Kementerian Kebudayaan, dia berharap Museum Tubuh dapat menjadi pionir dalam membangun ekosistem museum yang progresif, adaptif, dan menyenangkan, tempat di mana belajar tentang tubuh berarti juga belajar tentang jati diri sebagai bangsa.

Simak juga Video Fadli Zon soal Pembangunan Museum di RI: Masih Banyak PR