Misbakhun Dukung Soeharto Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

Posted on

Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (DEPINAS SOKSI) Mukhamad Misbakhun mendukung Presiden ke-2 RI Soeharto dianugerahi gelar pahlawan nasional. Ia menyebut Soeharto sebagai tokoh besar yang berperan penting dalam perjuangan, stabilitas, dan pembangunan Indonesia.

“Kami menilai Bapak Jenderal Besar H. M. Soeharto adalah sosok yang ikut dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, mempertahankan kemerdekaan Indonesia, sekaligus mengisi kemerdekaan Indonesia,” ujar Misbakhun dalam keterangannya, Jumat (7/11/2025).

Menurutnya, Soeharto sebagai figur pejuang sekaligus negarawan yang mewariskan arah pembangunan nasional yang terencana. “Presiden Soeharto bukan hanya pemimpin politik, tapi arsitek pembangunan Indonesia modern. Beliau menanamkan pondasi ekonomi dan stabilitas nasional yang kokoh,” tutur Misbakhun.

Misbakhun menilai Soeharto dapat menstabilkan kondisi negara usai peristiwa G30S/PKI serta memulihkan kepercayaan publik terhadap pemerintahan. “Selain daripada pembangunan, peran sukses Presiden Soeharto dalam mengamankan situasi nasional pasca pengkhianatan G30S/PKI sangat menentukan keberlangsungan bangsa,” ucapnya.

Misbahkhun memuji kiprah Soeharto sebagai pemimpin militer yang strategis dan visioner. “Beliau bukan hanya tokoh politik, tapi juga pejuang yang memimpin operasi militer dalam merebut Irian Barat sebagai Panglima Komando Mandala. Itu membuktikan keberanian dan dedikasi beliau terhadap kedaulatan negara,” ujar Misbahkhun.

Kepemimpinan Soeharto, katanya, selama lebih dari tiga dekade telah membawa Indonesia melewati masa-masa sulit. Termasuk ketika dunia dihadapkan pada ketegangan politik dan ekonomi global.

“Di masa-masa sulit itu, Indonesia tetap berdiri tegak karena kepemimpinan beliau yang tegas dan berorientasi pada kestabilan nasional,” ujarnya.

Misbakhun menekankan penghargaan terhadap jasa Soeharto seharusnya dilihat dari kontribusinya terhadap bangsa, bukan dari perbedaan politik. Menurutnya, Soeharto memenuhi kriteria itu.

“Pahlawan tidak diukur dari sempurna atau tidaknya seseorang, tetapi dari seberapa besar jasanya bagi bangsa dan negara. Dan saya percaya, Soeharto memenuhi kriteria itu,” kata Misbakhun menegaskan.

Sebelumnya, Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Fadli Zon menegaskan Presiden RI ke-2 Soeharto memenuhi syarat masuk daftar pemberian gelar pahlawan nasional. Fadli menepis anggapan bahwa Soeharto adalah pelaku genosida 1965.

“Enggak pernah ada buktinya kan, enggak pernah terbukti. Pelaku genosida apa? Enggak ada. Saya kira enggak ada itu,” kata Fadli kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/11/2025).

Begitu juga soal anggapan keterlibatan Soeharto dalam Gerakan 30S/PKI. Ia mengatakan tuduhan tersebut tidak terbukti.

“Ya, apa faktanya? Ada yang berani menyatakan fakta? Mana buktinya? Kan kita bicara sejarah dan fakta dan data gitu. Ada enggak? Enggak ada kan? Saya kira itu,” ujarnya.

Simak juga Video: 49 Tokoh Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Ada Soeharto hingga Marsinah

Kepemimpinan Soeharto, katanya, selama lebih dari tiga dekade telah membawa Indonesia melewati masa-masa sulit. Termasuk ketika dunia dihadapkan pada ketegangan politik dan ekonomi global.

“Di masa-masa sulit itu, Indonesia tetap berdiri tegak karena kepemimpinan beliau yang tegas dan berorientasi pada kestabilan nasional,” ujarnya.

Misbakhun menekankan penghargaan terhadap jasa Soeharto seharusnya dilihat dari kontribusinya terhadap bangsa, bukan dari perbedaan politik. Menurutnya, Soeharto memenuhi kriteria itu.

“Pahlawan tidak diukur dari sempurna atau tidaknya seseorang, tetapi dari seberapa besar jasanya bagi bangsa dan negara. Dan saya percaya, Soeharto memenuhi kriteria itu,” kata Misbakhun menegaskan.

Sebelumnya, Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Fadli Zon menegaskan Presiden RI ke-2 Soeharto memenuhi syarat masuk daftar pemberian gelar pahlawan nasional. Fadli menepis anggapan bahwa Soeharto adalah pelaku genosida 1965.

“Enggak pernah ada buktinya kan, enggak pernah terbukti. Pelaku genosida apa? Enggak ada. Saya kira enggak ada itu,” kata Fadli kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/11/2025).

Begitu juga soal anggapan keterlibatan Soeharto dalam Gerakan 30S/PKI. Ia mengatakan tuduhan tersebut tidak terbukti.

“Ya, apa faktanya? Ada yang berani menyatakan fakta? Mana buktinya? Kan kita bicara sejarah dan fakta dan data gitu. Ada enggak? Enggak ada kan? Saya kira itu,” ujarnya.

Simak juga Video: 49 Tokoh Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Ada Soeharto hingga Marsinah