Pakar Duga Hoaks Le Minerale Terafiliasi Israel untuk Lemahkan Produk Lokal

Posted on

Sebuah video menyebut merek air minum dalam kemasan, Le Minerale, terafiliasi dengan Israel. Video tersebut beredar melalui aplikasi pesan instan WhatsApp.

Marketing Director PT. Tirta Fresindo Jaya (produsen Le Minerale), Febri Satria Hutama mengatakan tudingan tersebut tidak benar adanya. Ia juga menambahkan bahwa perusahaan sepenuhnya dimiliki oleh Indonesia, dengan seluruh karyawan merupakan warga negara Indonesia.

“Itu (video) hoaks lama. Faktanya, Le Minerale merupakan brand lokal pertama yang secara terbuka mengecam genosida Israel di Gaza. Tak hanya itu, Le Minerale juga aktif berkontribusi dalam pengiriman ribuan galon dan air minum kemasan serta bantuan kemanusiaan lainnya ke Gaza, bekerja sama dengan TNI dan Badan Zakat Nasional,” kata Febri dalam keterangan tertulis, Jumat (25/4/2025).

“Produk perusahaan kami, baik dalam kemasan botol maupun galon, sepenuhnya diproduksi di Indonesia, dan telah mendapat tempat di hati konsumen Indonesia. Justru produk kami merupakan kebanggaan Indonesia karena berhasil melakukan ekspor ke berbagai negara,” imbuhnya.

Febri menjamin bahwa perusahaan tidak memiliki kaitan apapun dengan Israel seperti tuduhan tidak berdasar yang dilemparkan pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

“Le Minerale tidak memiliki operasional, maupun investasi dalam bentuk apapun di Israel,” kata Febri.

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) melalui web resminya sudah menyatakan informasi soal produk Le Minerale terafiliasi produk asing adalah hoaks. Kominfo mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dan menyebarkan informasi yang belum terverifikasi kebenarannya, terutama yang berpotensi menimbulkan kegaduhan dan merugikan pihak tertentu.

Menurut pengamat ekonomi, Suroto, penyebaran hoaks semacam ini bisa menjadi bagian dari upaya sistematis untuk melemahkan posisi perusahaan nasional di pasar.

“Segala upaya penyebaran berita hoaks yang menjelekkan kompetitor, baik di media massa konvensional maupun media sosial, itu tidak etis. Seperti halnya yang terjadi pada perusahaan nasional yang tidak memiliki kaitan apa pun dengan pihak luar, termasuk Israel, bisa tiba-tiba menjadi sasaran boikot hanya karena unggahan viral di media sosial. Ini membuktikan bahwa opini publik bisa terbentuk tanpa proses klarifikasi, dan ini sangat merugikan pelaku usaha nasional,” tegas Suroto.

Ia menjelaskan Le Minerale, sebagai salah satu pemain besar di industri AMDK Indonesia, memiliki pangsa pasar yang signifikan. Serangan disinformasi seperti ini dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen dan menguntungkan kompetitor.

“Kita perlu melihat ini sebagai potensi adanya persaingan yang tidak sehat. Menyebarkan isu yang tidak berdasar untuk menjatuhkan citra produk pesaing adalah praktik yang merugikan ekosistem bisnis yang sehat,” kata Suroto.

Masyarakat diimbau untuk lebih kritis dan melakukan pengecekan fakta sebelum mempercayai dan menyebarkan informasi yang diterima. Situs resmi perusahaan, media massa kredibel, dan kanal informasi resmi pemerintah dapat menjadi rujukan untuk memverifikasi kebenaran suatu berita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *