Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kelurahan Tanjung Benoa, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali mendapatkan pengakuan global usai diundang sebagai pembicara dalam dua forum kebencanaan internasional di Hyderabad, India, pada November 2025. Pencapaian ini disebut sebagai hasil dari strategi pemberdayaan masyarakat yang konsisten diterapkan sejak 2012.
Kepala Pelaksana BPBD Badung, I Wayan Darma, menyatakan capaian ini merupakan kehormatan yang membanggakan bagi masyarakat Tanjung Benoa dan Indonesia.
“Kami menyampaikan apresiasi dan kebanggaan yang setinggi-tingginya atas keberhasilan FPRB Kelurahan Tanjung Benoa diundang sebagai pembicara dalam konferensi di Hyderabad, India,” ujar Darma dalam keterangannya, Selasa (2/12/2025).
Darma menjelaskan FPRB Tanjung Benoa sudah tampil dalam “First Conference of Ocean Decade Tsunami Programme (ODTP)”, pada 10-11 November 2025 dan “International Tsunami Symposium 2025” pada 12-14 November 2025.
Menurut Darma, keberhasilan ini diraih karena BPBD Badung fokus pada peningkatan kapasitas masyarakat sebagai kunci ketangguhan bencana.
“Keberhasilan ini bukanlah sebuah kebetulan, melainkan puncak dari perjalanan panjang sinergi dan pembinaan yang kami jalin sejak tahun 2012. Kami mempercayai bahwa kunci ketangguhan bencana sesungguhnya terletak pada pemberdayaan masyarakat. Yang terpenting adalah membangun kapasitas dan kesadaran di tingkat akar rumput,” tambahnya.
Darma menambahkan, FPRB Tanjung Benoa bertindak sebagai mitra strategis bagi BPBD Badung dalam mewujudkan visi menargetkan ‘Nihil Korban Jiwa’ saat bencana terjadi. Dalam melaksanakan program mitigasi, BPBD Badung menerapkan pendekatan Multi-Helix.
Ia mengatakan pendekatan kolaboratif ini memastikan semua pihak terkait dilibatkan secara aktif, mulai dari Pemerintah Kelurahan Tanjung Benoa, BMKG, sektor swasta pariwisata, akademisi, dan seluruh elemen masyarakat.
“Kami bersama-sama dengan Pemerintah Kelurahan, BMKG, pihak swasta di sektor pariwisata, akademisi, dan seluruh elemen masyarakat, terus-menerus melakukan pelatihan, simulasi, dan edukasi mitigasi bencana,” ungkap Darma.
Darma mengatakan kolaborasi intensif tersebut telah membuahkan hasil pada tahun 2022. Kelurahan Tanjung Benoa ditetapkan sebagai desa pertama di Indonesia yang meraih “Tsunami Ready Community” dari UNESCO.
“Kerja keras kolektif inilah yang membuahkan hasil gemilang saat Kelurahan Tanjung Benoa ditetapkan sebagai desa pertama di Indonesia yang meraih pengakuan ‘Tsunami Ready Community’ dari UNESCO pada tahun 2022,” jelasnya.
Darma menegaskan pengakuan internasional harus ditindaklanjuti dengan mitigasi yang berkelanjutan. Pasalnya, kesiapsiagaan bencana terbukti mampu memberikan dampak positif pada sektor pariwisata.
Ia mengungkapkan keberhasilan Tanjung Benoa menjadi model yang terbukti sukses dan akan segera direplikasi di wilayah-wilayah lain di Kabupaten Badung.
“Partisipasi FPRB Tanjung Benoa di forum global ini membuktikan bahwa komunitas lokal dengan dukungan pemerintah yang tepat mampu menjadi teladan dalam ketangguhan bencana. Keberhasilan Tanjung Benoa adalah modul sukses yang akan kami replikasi di wilayah-wilayah lain di Kabupaten Badung,” pungkasnya.
