Pemimpin konservatif Jerman memenangkan pemungutan suara di parlemen untuk menjadi . Merz memenangkan pemungutan suara setelah ia kalah dalam putaran pertama.
Dilansir AFP, Selasa (6/5/2025), Merz, 69 tahun, memperoleh mayoritas suara 325 melawan 289 dalam pemungutan suara kedua di majelis rendah parlemen untuk menjadi pemimpin pemerintahan baru ekonomi negara terbesar di Eropa.
Kemenangan Merz pada akhirnya terasa pahit karena kekalahan awal–hasil pertama dalam sejarah pascaperang Jerman–menunjukkan adanya ketidakpuasan dalam koalisinya yang tidak nyaman.
Judul utama harian Bild menyebut hasil dari drama politik tingkat tinggi hari itu sebagai “Akhir Bahagia setelah Pengkhianatan”.
Merz mengambil alih pimpinan koalisi antara aliansi CDU/CSU-nya dan Partai Sosial Demokrat (SPD) sayap kiri-tengah yang dipimpin mantan kanselir Olaf Scholz.
Presiden Frank-Walter Steinmeier mengangkat Merz sebagai kanselir ke-10 Jerman pascaperang sebelum kunjungan kanselir baru ke Paris dan kemudian Warsawa pada Rabu (7/5).
“Dengan sedikit penundaan, tetapi dengan sepenuh hati, ucapan selamat saya atas pemilihan Anda,” kata Steinmeier kepada Merz di Istana Bellevue di Berlin.
“Saya berharap Anda sukses dalam apa yang akan terjadi,” lanjutnya.
Kemenangan Merz yang tidak mulus mengakhiri ambisinya yang panjang untuk memimpin Jerman, yang pertama kali digagalkan beberapa dekade lalu oleh pesaing partainya Angela Merkel yang kemudian menjabat sebagai kanselir selama 16 tahun.