Sejumlah warga sipil menyerang pasukan keamanan Israel di wilayah . Mereka juga melakukan vandalisme terhadap sejumlah kendaraan militer dan instalasi keamanan yang ada di luar pangkalan di Tepi Barat. Apa yang terjadi?
Laporan media-media Israel, seperti dilansir AFP, Senin (30/6/2025), menyebut warga sipil Israel yang juga pemukim Yahudi di Tepi Barat itu, menargetkan komandan pangkalan Brigade Regional Binyamin, yang mereka sebut sebagai “pengkhianat”, dalam serangan pada Minggu (29/6) malam.
Tidak disebutkan lebih lanjut penyebab yang membuat para pemukim Yahudi itu melakukan penyerangan dan aksi vandalisme.
Komandan yang ditargetkan itu termasuk dalam sekelompok tentara Israel yang juga diserang pada Jumat (27/6) malam waktu setempat, ketika mereka berusaha menghentikan para pemukim Yahudi memasuki zona militer tertutup di dekat desa Palestina, Kafr Malik.
Enam warga sipil Israel ditangkap setelah bentrokan terjadi pada saat itu.
Militer Israel dalam pernyataannya pada Senin (30/6) menyebut “puluhan warga sipil Israel berkumpul di pintu masuk” pangkalan Brigade Regional Binyamin di Tepi Barat pada Minggu (29/6) malam.
“Pertemuan itu berubah menjadi kekerasan, dan beberapa warga sipil di lokasi kejadian menyerang pasukan keamanan, menyemprotkan semprotan merica ke arah mereka, dan merusak beberapa kendaraan militer,” sebut militer Israel dalam pernyataannya.
“IDF (Angkatan Bersenjata Israel), polisi, dan para penjaga perbatasan turun tangan untuk membubarkan pertemuan itu,” imbuh pernyataan tersebut.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Disebutkan militer Israel bahwa sedikitnya satu warga Israel mengalami luka-luka dalam konfrontasi tersebut.
Dalam pernyataan terpisah yang dirilis beberapa jam kemudian, militer Israel mengatakan bahwa “sejumlah warga sipil Israel membakar dan merusak lokasi keamanan yang berisi sistem yang membantu menggagalkan serangan teroris” di dekat pangkalan tersebut.
Menteri-menteri Israel Kecam Penyerangan terhadap Tentara di Tepi Barat
Kekerasan yang dilakukan sejumlah pemukim Yahudi di Tepi Barat itu menuai kecaman dari menteri-menteri Israel. Salah satunya datang dari Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang dikenal sebagai pendukung setia permukiman Yahudi di wilayah Palestina dan menyerukan aneksasi Tepi Barat.
Smotrich mengecam kekerasan terhadap pasukan keamanan Israel dan perusakan properti, dan menyebut bahwa “garis merah” telah dilanggar. Dia mendesak Kepolisian Israel untuk menyelidiki insiden tersebut dan membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan.
Kecaman lainnya datang dari menteri Luar Negeri Gideon Saar. “Peristiwa semacam itu tidak dapat diterima, dan para pelanggarnya harus dihukum berat,” tegasnya.