Founder & Chairman CT Corp menilai kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan Presiden tidak terlalu besar. CT menilai efisiensi yang diterapkan tidak mencapai 10% dari APBN.
Hal itu dikatakan CT dalam diskusi yang digelar The Yudhoyono Institute (TYI) di Grand Sahid, Jakarta, Minggu (13/4/2025). CT menjawab pertanyaan dari peserta diskusi terkait dampak efisiensi anggaran pemerintah ke ekonomi Indonesia.
“Jadi sebenernya efisiensi yang diminta oleh Presiden Prabowo itu jumlahnya tidak terlalu besar menurut saya karena cuman Rp 300-an triliun. Nah Rp 300 triliun itu APBN kita Rp 3.600 triliun. Artinya kurang jauh dari 10%,” kata CT.
Realisasi APBN rata-rata Indonesia menurut CT, di antara angka 85% hingga 95%. CT menilai jika Prabowo meminta efisiensi lebih besar, masih bisa dilakukan.
“Jadi sebenernya efisiensi yang diminta oleh Presiden Prabowo tidak besar. Bahkan kalau minta lebih pun bisa. Cuma alokasinya yang perlu mendapat perhatian dengan baik,” ucapnya.
Lebih lanjut, CT menjelaskan APBN ada yang sifatnya tidak bisa diubah seperti gaji dan lainnya, dan yang bisa diubah seperti belanja barang. Jika dilakukan pada anggaran yang memang tidak diperlukan, efisiensi tidak mengganggu pertumbuhan ekonomi.
“Tinggal satu-satu dilakukan itu mau Rp 500 triliun juga bisa, tanpa mengganggu, saya katakan tanpa mengganggu pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.
Namun CT menekankan alokasi dari hasil efisiensi anggaran harus disalurkan secara tepat guna. CT menuturkan efisiensi anggaran tidak boleh dilakukan jika mengganggu konsumsi domestik ataupun pertumbuhan ekonomi.
“Pointers alokasi penghematan yang dibuat sedemikian rupa untuk tidak sampai mengganggu daripada domestic consumption maupun pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.
Simak juga Video Prabowo Singgung Efisiensi: Kadang Sulit Orang yang Sudah Nyaman